Media Asuransi, JAKARTA – Ajaib Kripto memperikirakan harga Bitcoin (BTC0 bisa kembali menembus level psikologis US$83.000 dan berpotensi melanjutkan tren naiknya menuju sekitar level US$87.000.
Setelah mencetak rekor tertinggi di US$109.590 pada 20 Januari 2025, Bitcoin (BTC) mengalami koreksi terbesar kedua dalam siklus bull run kali ini. Harga BTC sempat anjlok hingga 30% ke level terendah sekitar harga US$76.700 pada Selasa (11/3/2025). Namun, pada Selasa (18/3/2025) pagi, Bitcoin telah pulih ke level US$83.813, mencatatkan kenaikan 9,25% dari level terendahnya pekan lalu.
|Baca juga: Tips Aman Terhindar dari Penipuan Kripto
Data dari SoSo Value menunjukkan bahwa selama 10-14 Maret, ETF Bitcoin mengalami arus keluar sekitar US$838 juta. Ini menandakan bahwa investor institusional belum kembali dengan kekuatan penuh untuk menahan tekanan jual yang terjadi.
Salah satu faktor yang telah mempengaruhi kenaikan sementara karena didorong pergerakan data inflasi AS pekan lalu yang dirilis Bureau of Labor Statistics (BLS) menunjukkan bahwa inflasi di AS pada Februari melambat lebih dari perkiraan. Indeks Harga Konsumen (CPI) hanya naik 0,2%, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 0,3% dan laju Januari yang mencapai 0,5%.
Core CPI, yang tidak mencakup harga makanan dan energi, juga naik 0,2%, lebih rendah dari perkiraan 0,3%. Secara tahunan, inflasi inti tercatat di 3,1%, turun dari 3,3% pada Januari.
|Baca juga: Menebak Arah Pasar Kripto, Akankah Rebound?
Pelemahan inflasi ini kembali membuka peluang bagi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga dalam beberapa bulan ke depan, yang berpotensi menjadi katalis positif bagi pasar aset kripto.
FOMC Pekan ini Jadi Sorotan
Seluruh perhatian kini tertuju pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan pada 18-19 Maret. Keputusan yang diambil dalam pertemuan ini akan menjadi faktor krusial bagi pasar kripto. Sementara, menurut CME Fedwatch Tools, The Fed berpotensi kembali mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,50%.
Seperti yang diketahui, pemangkasan suku bunga oleh The Fed cenderung berdampak bullish bagi Bitcoin dan aset kripto lainnya. Dengan biaya pinjaman yang lebih rendah, investor cenderung beralih ke aset berisiko seperti BTC untuk mencari imbal hasil yang lebih tinggi.
|Baca juga: Potensi Keuntungan Aset Kripto Paling Tinggi
Financial Expert Ajaib, Panji Yudha mengatakan, saat ini, para pelaku pasar berspekulasi bahwa pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, akan menjadi pemicu pergerakan besar. “Jika Powell memberikan sinyal dovish—seperti membuka peluang penurunan suku bunga dalam waktu dekat, maka Bitcoin bisa kembali menembus level psikologis US$83.000 dan berpotensi melanjutkan tren naiknya menuju ke sekitar US$87.000,” katanya dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 19 Maret 2025.
Sebaliknya, jika Powell tetap mempertahankan sikap hawkish dan tidak menunjukkan niat untuk memangkas suku bunga, maka pasar kripto bisa kembali tertekan dan kembali membawa Bitcoin dan altcoin ke zona merah
Namun, di sisi lain, Gedung Putih baru-baru ini mengumumkan rencana strategis untuk membangun cadangan Bitcoin nasional dan meningkatkan kepemilikan aset digital. Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah AS semakin mengakui pentingnya BTC dalam lanskap keuangan global.
Pasar saat ini tengah menunggu katalis berikutnya, dengan keputusan FOMC sebagai pendorong utama pergerakan harga. Jika The Fed memberi sinyal positif, Bitcoin bisa mendapatkan dorongan besar, didukung oleh short squeeze dan optimisme teknikal.
Namun, jika Powell tetap berpegang teguh pada kebijakan ketatnya, investor harus bersiap untuk volatilitas lebih lanjut. Yang jelas, beberapa hari ke depan akan menjadi momen krusial bagi Bitcoin dan pasar aset kripto secara keseluruhan.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News