Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan masih rentan terhadap pelemahan menjelang keputusan suku bunga The Fed pada pekan ini.
Pengamat pasar keuangan dan komoditas, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah berhasil rebound di awal pekan karena peluang resesi di AS. “Namun demikian rupiah masih rentan terhadap pelemahan menjelang keputusan suku bunga The Fed pekan ini,” katanya kepada Media Asuransi, Selasa, 26 Juli 2022.
Menurutnya, penguatan rupiah yang masih dekat area Rp15.000 mengindikasikan kerentanan pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Pasar menunggu arah kebijakan Bank Sentral AS selanjutnya. Pasar masih mempertimbangkan The Fed masih akan agresif menaikan suku bunga acuannya setelah bulan Juli ini.
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
Di sisi lain, jelas Ariston peluang resesi di AS memicu pelemahan dolar AS terhadap mata uang lainnya. Peluang resesi ini ditandai dengan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka pendek yang lebih tinggi dibandingkan tingkat imbal hasil obligasi jangka panjangnya.
“Bila peluang resesi membesar, The Fed akan mengerem kenaikan suku bunga acuannya. Hari ini potensi pelemahan ke arah Rp15.020, dengan potensi support di kisaran Rp14.970.”
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan menguat 0,14% ke level Rp14.993 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan menguat 0,21% ke level Rp14.992 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News