Analis Sinarmas Future Ariston Tjendra menerangkan bahwa rupiah masih berpeluang menguat terhadap dolar AS hari ini dengan menguatnya sentimen bahwa Bank Sentral AS kemungkinan tidak akan menaikan suku bunga acuannya setinggi tahun lalu di 2023 ini.
|Baca juga: Rupiah Sepanjang Januari Diperkirakan Stabil Rp15.500-Rp15.700
Dia menjelaskan petinggi the Fed, Raphael Bostic, berpendapat bahwa the Fed akan menaikan suku bunga acuannya 25 atau 50 bp pada rapat bulan Februari nanti. Tahun lalu menaikan suku bunga acuannya sebesar 75 bp sebanyak 4 kali dan di Desember turun menjadi 50 bp. “Sentimen ini mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya,” katanya kepada Media Asuransi, Selasa 10 Januari 2022.
Selain itu, jelas Ariston, kebijakan China yang lebih longgar dalam menghadapi penularan Covid di negara nya juga memberikan sentimen positif ke aset berisiko di pasar keuangan. China lebih membuka ekonominya dan tidak melakukan karantina ketat. Ini membantu meningkatkan permintaan dan suplai sehingga membantu pertumbuhan ekonomi global.
Menurut Ariston, potensi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ke arah Rp15.520-Rp15.500 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp15.600 per dolar AS.
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan menguat 0,42% ke level Rp15.567 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan menguat 0,39% ke level Rp15.574 per dolar AS.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
1 
