Analis PT Sinarmas Future Ariston Tjendra menjelaskan bahwa sentimen terhadap aset berisiko terlihat positif pada pagi ini di pasar Asia, mengikuti penguatan yang terjadi di bursa saham AS dan Eropa kemarin.
|Baca juga: Rupiah Diperkirakan Akan Berbalik Terapresiasi pada Akhir Tahun
“Ini mungkin bisa mendukung penguatan rupiah hari ini terhadap dolar AS. Penguatan indeks saham dipengaruhi oleh positif nya pendapatan perusahaan-perusahaan tbk di tengah kekhawatiran resesi,” katanya kepada Media Asuransi, Rabu 19 Oktober 2022.
Tapi di sisi lain, jelasnya, sentimen the Fed masih belum hilang di pasar. Ekspektasi pasar masih tinggi terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif tahun ini.
Dari dalam negeri, sambung Ariston, pasar menantikan keputusan BI besok. Ada prediksi bahwa BI akan menaikan suku bunga acuannya lagi. Dan ini membantu menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS. “Potensi penguatan ke arah Rp15.400-Rp15.420, dengan potensi pelemahan ke arah Rp15.480,” jelasnya.
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditransaksikan menguat 0,16% ke level Rp15.463 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI, nilai tukar rupiah ditransaksikan menguat 0,07% ke level Rp15.469 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News