Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA- kepada PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) dan Obligasi Berkelanjutan I, serta menetapkan peringkat idA-(sy) untuk Sukuk Wakalah Berkelanjutan I yang masih beredar. Prospek untuk peringkat perusahaan adalah stabil.
“Peringkat mencerminkan cadangan dan sumber daya tambang yang cukup besar, profil biaya yang rendah, serta sinergi dengan Grup,” tulis Pefindo dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 11 Juli 2025.
Peringkat dibatasi oleh profil keuangan yang moderat, profil bisnis yang terkonsentrasi, serta paparan terhadap harga komoditas yang berfluktuasi dan risiko terhadap isu lingkungan.
|Baca juga:MNC Energy Investments (IATA) Raih Restu untuk Tambah Modal
Peringkat dapat dinaikkan apabila perusahaan berhasil memperbesar skala bisnisnya, yang terefleksi dengan kenaikan produksi batubara secara signifikan pada tambang PT Putra Muba Coal (PMC) dan PT Arthaco Prima Energy (APE) yang akan memperkuat profil keuangan perusahaan.
“Bisnis yang lebih terdiversifikasi juga dapat berdampak positif terhadap peringkat IATA dikarenakan hal ini dapat memperbaiki fleksibilitas keuangan perusahaan.
Di sisi lain, peringkat dapat diturunkan apabila IATA membukukan pendapatan atau EBITDA jauh di bawah target atau apabila perusahaan membukukan utang lebih dari yang diproyeksikan, yang dapat memperburuk profil keuangan perusahaan.
|Baca juga: Masuk Papan Pemantauan Khusus, Ini Penjelasan Manajemen MNC Energy Investments (IATA)
“Peringkat juga dapat berada dalam tekanan apabila harga batubara menurun secara signifikan, yang akan berdampak negatif pada kondisi keuangan IATA.”
Awalnya didirikan dengan nama PT Indonesia Transport & Infrastructure, IATA merupakan bagian dari Grup MNC dan berfokus pada industri tambang batu bara. Saat ini, Perusahaan mengoperasikan dua tambang yang berlokasi di Sumatra Selatan di bawah PT Putra Muba Coal dan PT Indonesia Batu Prima Energy dan dalam proses untuk mengoperasikan PT Arthaco Prima Energy yang akan beroperasi pada Juli 2025.
Per 31 Maret 2025, pemegang saham IATA adalah PT MNC Asia Holding Tbk (24,21%), Karya Pacific Investama (39,39%), dan publik (36,40%).
Editor: Achamd Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News