Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat untuk PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (PTPN) dan Medium-Term Notes (MTN) IV PTPN III Tahun 2019, MTN III PTPN III Tahun 2019, dan MTN II PTPN III Tahun 2018 menjadi “idBBB+” dari “idBBB”, dan peringkat untuk Sukuk Ijarah II Tahun 2019 PTPN III dan MTN Syariah Ijarah I PTPN III Tahun 2018 menjadi “idBBB+(sy)” dari “idBBB(sy)”. Prospek peringkat perusahaan adalah “stabil”.
Melalui keterangan resminya, Pefindo menjelaskan bahwa kenaikan peringkat mencerminkan ekspektasi Pefindo bahwa PTPN akan mempertahankan profil keuangan yang membaik, terutama struktur permodalan dan ukuran proteksi arus kas, dipicu oleh pertumbuhan yang kuat atas pendapatan dan EBITDA didukung dari produktivitas yang membaik dan harga komoditas yang tinggi, dan tidak ada tambahan utang selain fasilitas pinjaman program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang belum ditarik.
Obligor dengan peringkat idBBB memiliki kemampuan yang memadai dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Walaupun demikian, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi. Tanda tambah (+) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif kuat dan di atas rata-rata kategori yang bersangkutan.
Peringkat mencerminkan dukungan pemerintah yang kuat untuk PTPN, profil perkebunan yang baik dengan kegiatan operasional yang terintegrasi dan terdiversifikasi, dan permintaan minyak kelapa sawit yang kuat mengarah pada perbaikan ukuran proteksi arus kas. Namun, peringkat dibatasi oleh struktur permodalan yang moderat dengan fleksibilitas keuangan yang terbatas, risiko dari pengembangan di bisnis hilir, dan paparan terhadap fluktuasi harga komoditas global dan kondisi cuaca yang tidak menguntungkan.
|Baca juga: Peringkat Surat Utang PTPN X Ditegaskan idBBB Outlook Stabil
Pefindo dapat menaikkan peringkat jika perusahaan memperkuat profil bisnis dengan pencapaian yang lebih tinggi dari target produktivitas secara berkelanjutan untuk komoditas utama dan ekspansi yang berhasil di sektor hilir, jika perusahaan memperbaiki struktur permodalan dan proteksi arus kas didukung usaha pengurangan utang melalui rencana aksi korporasi dan arus kas yang meningkat, dan jika perusahaan mampu memiliki fleksibilitas dalam mengelola arus kas untuk mengoptimalkan pendapatan dan laba.
Pefindo dapat menurunkan peringkat jika pendapatan dan/atau EBITDA lebih rendah dari yang diproyeksikan karena produktivitas dan harga komoditas lebih rendah dari yang diperkirakan. “Kami belum mempertimbangkan rencana aksi korporasi perusahaan ke dalam peringkat karena tergantung pada kondisi pasar,” tulis Pefindo.
PTPN adalah perusahaan induk milik negara yang bergerak dalam sektor perkebunan, menghasilkan komoditas utama minyak kelapa sawit dan turunannya, karet, gula, teh, dan komoditas lainnya.
Per 31 Desember 2021, perusahaan mengelola area tertanam sebesar 893 ribu hektar (ha), ditanami kelapa sawit (62,6%), karet (15,5%), tebu (17,1%), dan lainnya seperti teh, kopi, dan kokoa (4,8%). Pada tahun 2021, pendapatan dihasilkan dari kelapa sawit (64,9%), gula dan molases (13,6%), karet (9,2%), dan lainnya (12,3%). Perusahaan bergerak dalam perkebunan kelapa sawit, karet, gula, teh, kopi, dan coklat. Per 31 Desember 2021, PTPN dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Indonesia.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News