Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah menegaskan Peringkat Jangka Panjang Mata Uang Asing dan Mata Uang Lokal (IDR) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) serta peringkat senior tanpa jaminan mata uang asingnya di ‘BBB’. Prospek IDR adalah Stabil.
Peringkat Telkom terus dibatasi oleh peringkat pemerintah Indonesia (BBB/Stabil) karena hubungan dekatnya dan tidak adanya pembatasan yang membatasi arus kas dan aset dari Telkom ke pemerintah, sebagaimana dinilai berdasarkan Kriteria Peringkat Entitas Terkait Pemerintah (GRE) Fitch.
“Profil Kredit Mandiri (SCP) Telkom di ‘a-‘ mencerminkan posisi pasar dominannya di segmen tetap dan seluler dan profil keuangan yang konservatif,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 17 Oktober 2024.
|Baca juga: Surge (WIFI) ‘Membajak’ 2 Pejabat Telkomsel untuk Jadi Direksi
Fitch menganalisis Telkom dengan mengonsolidasikan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) secara proporsional, berdasarkan kepemilikan pascatransaksi IndiHome sebesar 69,9%, untuk mencerminkan kepemilikan Singapore Telecommunications Limited (Singtel) sebesar 30,1% di Telkomsel.
Kepemilikan mayoritas negara dan tidak adanya ketentuan perjanjian pemegang saham, seperti perjanjian utang yang bersifat ring-fencing atau pembatasan serupa yang dapat membatasi akses pemerintah ke kas atau aset Telkom, membatasi IDR perusahaan pada peringkat negara. Telkom adalah salah satu GRE pembayar dividen utama di Indonesia.
SCP Kuat: Prospek Stabil mencerminkan Prospek Stabil Fitch pada peringkat negara Indonesia dan ekspektasi bahwa Telkom dapat mempertahankan ruang geraknya yang besar pada SCP saat ini. Ruang gerak tersebut cukup untuk menahan dampak dari meningkatnya persaingan di pasar seluler di luar pulau Jawa, hilangnya pendapatan lama dari layanan seluler, dan ekspektasi kami akan biaya terkait spektrum yang lebih tinggi.
“Kami memperkirakan leverage bersih EBITDA, secara konsolidasi proporsional, akan meningkat sedikit menjadi 0,4x pada tahun 2024 dan 0,5x pada tahun 2025 (2023: 0,3x). Hal ini akan didorong oleh belanja modal awal yang lebih tinggi dan biaya tahunan terkait dengan spektrum 5G mendatang, yang kami perkirakan akan dilelang dalam dua tahun ke depan.”
|Baca juga: Telkom Indonesia (TLKM) Lakukan Program Pensiun Dini, Ini Penjelasan Manajemen
Fitch memperkirakan Telkom akan mempertahankan kepemimpinan pasarnya dalam layanan tetap dan seluler, meskipun persaingan meningkat dari PT Indosat Tbk (BBB-/AA+(idn)/Positif) dan PT XL Axiata Tbk (BBB/AAA(idn)/Negatif). Manajemen menunjukkan komitmennya untuk mempertahankan pangsa pasar seluler, terutama di luar Jawa, melalui penawaran yang dipersonalisasi kepada pelanggan dan meningkatkan pengalaman pelanggan di titik sentuh ritel.
Produk Telkomsel Lite-nya mendapatkan daya tarik di pasar kaum muda dan pasar massal, yang berkontribusi sebagian besar terhadap pertumbuhan pelanggan selulernya di semester I/2024.
Jaringan fiber optik Telkom yang luas dan produk Telkomsel EZnet yang baru saja diluncurkan yang menyasar segmen pasar di bawah Rp200.000 akan memungkinkannya untuk meluncurkan layanan pita lebar tetap lebih cepat daripada pesaingnya. Biaya infrastruktur yang tinggi dan keterjangkauan yang rendah merupakan alasan utama rendahnya penetrasi pita lebar tetap di Indonesia.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News