1
1

Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Pergerakan Pasar Valuta Asing. | foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan pertama Juli 2025, menunjukkan angka yang cukup stabil. Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.

Perkembangan Nilai Tukar 30 Juni – 4 Juli 2025

|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Pada akhir hari Kamis, 3 Juli 2025

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.185 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,59 persen.
  3. DXY menurun ke level 97,18.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke 4,346 persen.

DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

|Baca juga: BI Ungkap Pemantik Rupiah Tetap Kuat di Tengah Ketidakpastian Global

Pada pagi hari Jumat, 4 Juli 2025

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.200 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun stabil di 6,60 persen.

Aliran Modal Asing (Minggu I Juli 2025)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 3 Juli 2025 sebesar 74,60 bps (basis points), turun dibanding dengan 27 Juni 2025 sebesar 77,60 bps.
  2. Berdasarkan data transaksi 30 Juni – 3 Juli 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp10,79 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp2,31 triliun di pasar saham, dan Rp2,04 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta beli neto sebesar Rp15,14 triliun di pasar SBN.
  3. Selama tahun 2025, berdasar data setelmen sampai dengan 3 Juli 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp52,95 triliun di pasar saham dan Rp34,72 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp53,07 triliun di pasar SBN.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Departemen Komunikasi BI, Bambang Pramono, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 7 Juli 2025.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Premi Anjlok 24%, FWD Indonesia Ubah Fokus Bisnis ke Proteksi dan Unitlink
Next Post Lindungi Lautan, Pemerintah RI Bentuk Dana Khusus Asuransi untuk Terumbu Karang

Member Login

or