Media Asuransi, JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan laba bersih US$96,26 juta pada semester I/2024 atau meningkat sebesar 3,80% dari US$92,74 juta pada periode yang sama 2023, berkat pendapatan keuangan yang kuat, keuntungan valas, dan penurunan beban bunga.
Laba bersih ini lebih tinggi dari target yang ditentukan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan untuk semester pertama 2024 sebesar US$59 juta.
Direktur Utama PGEO Julfi Hadi menyampaikan bahwa peningkatan laba bersih memperlihatkan komitmen PGEO untuk beroperasi dengan efisien.
|Baca juga: Kinerja Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Diramal Kian Moncer
“Kami berkomitmen untuk terus mengoptimalkan sumber daya di wilayah kerja kami, sekaligus aktif mengembangkan potensi panas bumi. Langkah ini merupakan kontribusi penting tak hanya untuk kemajuan perusahaan, melainkan juga untuk mendukung pengembangan energi bersih yang selaras dengan agenda transisi energi nasional,” ujar Julfi Hadi dalam keterangan resmi, Selasa, 30 Juli 2024.
Sepanjang enam bulan pertama 2024, PGEO mencatat pendapatan US$203,77 juta, menurun sedikit sebesar 1,43% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dari US$206,73 juta. Hal ini disebabkan produksi yang melemah akibat meningkatnya hari pemeliharaan terjadwal sepanjang semester pertama 2024.
Selain itu, EBITDA turun 5,67% dibandingkan periode yang sama di 2023 lalu seiring kenaikan beban pokok penjualan (COGS) akibat peningkatan aktivitas pengeboran dan implementasi program Management and Employee Stock Option Program (MESOP).
|Baca juga: Pertamina Geothermal (PGEO) Catatkan Laba US$47,49 Juta pada Kuartal I/2024
Dengan keberhasilan mengatasi segala tantangan selama enam bulan pertama 2024 ini, Direktur Keuangan PGEO Yurizki Rio mengharapkan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi akan menghasilkan peningkatan kinerja keuangan perusahaan ke depan.
“Dengan mempercepat hari pemeliharaan terjadwal, mencatatkan lebih banyak kontribusi uap dari kegiatan debottlenecking, dan pengeboran sumur make up, kami optimistis produksi perusahaan akan meningkat secara keseluruhan,” kata Yurizki RIo.
Lebih lanjut, perusahaan tahun ini telah mengalokasikan sekitar US$247 juta untuk belanja modal (capex) pengembangan organik. Per 30 Juni 2024, realisasi belanja modal mencapai US$51,96 juta dengan rincian pengembangan bisnis sebesar US$28,87 juta untuk proyek Lumut Balai unit 1 & 2, proyek Hululais, eksplorasi Kotamabagu, eksplorasi Lahendong unit 7 & 8, serta proyek eksplorasi WK baru dan yang sudah ada, serta pengembangan non-bisnis sebesar US$23,09 juta untuk belanja modal pemeliharaan di lokasi Kamojang, Lahendong, Ulubelu, Karaha, Sibayak, dan Lumut Balai.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News