1
1

Pertamina Geothermal (PGEO) Bukukan Pendapatan US$407,12 Juta

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) memproduksi energi panas bumi sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan sumber energi lainnya. | Foto: PGE

Media Asuransi, JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan pendapatan sebesar US$407,12 juta sepanjang 2024 atau meningkat dari US$406,29 juta pada tahun sebelumnya, seiring dengan meningkatnya permintaan energi bersih di Indonesia.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian yang telah diaudit (audited) dan disampaikan kepada publik pada 25 Maret 2025, PGE mencatat laba bersih US$160,30 juta di tahun 2024. Meskipun mengalami sedikit penurunan dari US$163,57 juta di tahun sebelumnya, PGE tetap menjaga profitabilitas yang sehat, kas operasional yang kuat, serta efisiensi dalam pengelolaan biaya.

Direktur Utama PGE Julfi Hadi, menyatakan, perseroan akan terus memperkuat posisi sebagai pemimpin industri panas bumi di Indonesia dengan strategi operasional yang berkelanjutan. Pada 2024, PGE berhasil mencatat produksi listrik dan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah, yang didukung oleh peningkatan kinerja operasional di beberapa wilayah kerja panas bumi.

|Baca juga:Pertamina Geothermal (PGEO) Gandeng Sinopec Star Kembangkan Energi Panas Bumi

“Kinerja yang solid ini mencerminkan komitmen kami dalam mengoptimalkan sumber daya dan meningkatkan kontribusi terhadap transisi energi nasional,” ujar Julfi dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 26 Maret 2025.

Direktur Keuangan PGE Yurizki Rio, menambahkan, PGEO tetap fokus pada pengelolaan keuangan yang prudent dan optimal untuk memastikan keberlanjutan investasi dalam pengembangan proyek panas bumi baru dan peningkatan kapasitas produksi.

“Memang beban operasi meningkat, tetapi ini merupakan bagian dari investasi strategis untuk memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang dan mendukung ekspansi kapasitas lebih besar ke depan.”

Beban pokok pendapatan meningkat menjadi US$164,89 juta dari US$158,35 juta di tahun sebelumnya, seiring dengan ekspansi kapasitas. Namun, arus kas operasional yang meningkat dari US$255,19 juta di 2023 menjadi US$258,29 juta di 2024 mencerminkan stabilitas pendapatan dan efektivitas pengendalian biaya. Sementara itu, peningkatan aset dan pengelolaan liabilitas yang lebih baik juga menjadi indikator positif kinerja perusahaan.

|Baca juga:Pertamina Geothermal (PGEO) Mulai Eksplorasi Cadangan Panas Bumi di Lampung

Lebih lanjut, pada tahun 2024, PGE mencatat peningkatan produksi di berbagai wilayah, termasuk Kamojang (+5,36% YoY), Lahendong (+0,40%), dan Lumut Balai (+2,72% YoY). Secara keseluruhan, produksi listrik mencapai 4.827,22 GWh, meningkat 1,96% dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan stabilitas dan efisiensi operasional.

Total aset PGEO meningkat dari US$2,96 miliar pada 2023 menjadi US$2,99 miliar di 2024,menandakan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Di sisi lain, liabilitas berhasil ditekan dari US$992,89 juta menjadi US$988,65 juta, menunjukkan upaya efisiensi dalam pengelolaan utang.

Sebagai bagian dari strategi pertumbuhan berkelanjutan, PGEO terus memperluas portofolio proyek panas bumi dengan mengembangkan berbagai Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) baru untuk terus meningkatkan kontribusi dalam mendukung target bauran energi nasional sebesar 23% energi baru dan terbarukan pada tahun 2025.

Menatap 2025, PGEO optimistis terhadap prospek pertumbuhan dengan rencana commissioning Lumut Balai Unit 2 berkapasitas 55 MW pada tahun ini. Tambahan kapasitas ini tidak hanya memperkuat portofolio energi hijau PGEO, tetapi juga berpotensi meningkatkan pendapatan dan daya saing dalam menghadapi permintaan energi bersih yang terus berkembang.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post PTPP Pertahankan Peringkat idA dengan Prospek Stabil
Next Post Mungkinkah Pergerakan Bitcoin Bakal Bullish di Q2?

Member Login

or