Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat idA atas rencana Obligasi Berkelanjutan I senilai maksimal Rp2 triliun dan peringkat idA(sy) atas Sukuk Wakalah Berkelanjutan I senilai maksimal Rp1 triliun yang akan diterbitkan oleh PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
Perusahaan berencana untuk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I senilai maksimal Rp650 miliar yang akan dipinjamkan kepada anak Perusahaan, PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU), yang akan digunakan untuk membiayai modal kerja dan Sukuk Wakalah Berkelanjutan I Tahap I senilai maksimal Rp350 miliar untuk tujuan yang sama dengan akad Mudharabah.
|Baca juga: Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) Akan Stock Split Saham dengan Rasio 1:10
Pada saat yang bersamaan, Pefindo menegaskan peringkat idA dengan prospek stabil kepada CUAN. “Peringkat tersebut mencerminkan posisi perusahaan sebagai perusahaan tambang yang terintegrasi dengan baik dan diversifikasi bisnis yang kuat,” tulis Pefindo dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 10 Juli 2025.
Peringkat tersebut dibatasi oleh risiko pengembangan proyek-proyek baru, struktur permodalan yang moderat, serta eksposur terhadap fluktuasi harga batubara dan cuaca yang buruk.
|Baca juga: Ketidakpastian Geopolitik Picu Arus Modal Keluar dari Indonesia, Apa Solusinya?
Peringkat dapat dinaikkan jika CUAN berhasil mengoperasikan proyek-proyek barunya yang akan berdampak positif bagi pendapatan serta margin laba Perusahaan dan akan lebih lanjut memperkuat profil keuangan perusahaan.
Peringkat dapat diturunkan apabila pendapatan dan margin laba perusahaan menurun signifikan di bawah target atau CUAN berutang lebih banyak daripada yang diproyeksikan, yang akan memperberat struktur permodalan dan arus kas perusahaan.
“Melemahnya profil keuangan sebagai dampak dari harga batubara yang lebih rendah dan dalam jangka panjang juga dapat memberikan tekanan pada peringkat.”
PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk adalah perusahaan pertambangan terintegrasi dengan tiga tambang batu bara yang telah beroperasi, empat tambang batu bara dalam tahap pengembangan, dua tambang lain yang masih dalam tahap awal pengembangan, satu kontraktor tambang dan EPC di bawah PT Petrosea Tbk, serta beberapa perusahaan tambang pendukung. Per 28 Februari 2025, Perusahaan dimiliki oleh Prajogo Pangestu (84,966%) dan publik (15,034%)
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
