1
1

Prospek Laba Surya Esa Perkasa (ESSA) Terdongkrak Harga Amonia

ESSA telah mengoperasikan Pabrik Kilang LPG dan Amoniak swasta terbesar di Indonesia. | Foto: essa.id

Media Asuransi, JAKARTA – PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) diperkirakan berpotensi membukukan pertumbuhan laba bersih yang kuat seiring dengan kenaikan harga amonia sejak awal tahun 2021. 

Melalui Daily Write Up bertajuk Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA IJ/Not rated) – Monetizing rising ammonia prices, analis Mirae Sekuritas, Jennifer A Harjono, memaparkan bahwa permintaan amonia yang stabil di tengah kenaikan harga komoditas harga amonia terus meningkat sejak awal tahun 2021 karena: 1) kenaikan harga gas alam sebagai bahan baku amonia, dan 2) gangguan pasokan amonia baru-baru ini, yang dipicu oleh konflik Rusia-Ukraina. 

Sekitar 80% dari amonia digunakan untuk memproduksi urea, yaitu pupuk. Naiknya harga komoditas pertanian memungkinkan petani untuk terus memupuk sekalipun terdapat lonjakan harga pupuk, yang seharusnya membuat permintaan amonia tetap terjaga.

|Baca juga: Setelah Boy Thohir, TP Rachmat Juga Mundur dari Komisaris ESSA

Menurutnya, kombinasi pemulihan volume produksi dan harga amonia yang lebih tinggi akan meningkatkan laba bersih harga amonia Timur Tengah pada tahun 2022 lebih tinggi dari tahun 2021. Menurut manajemen ESSA, volume produksinya diperkirakan akan pulih pada 1Q22, sejalan dengan pemulihan tingkat utilisasi pabrik amonia setelah terganggu karena pemeliharaan di 4Q21. “Kombinasi ASP amonia yang lebih tinggi dan pemulihan volume produksi akan meningkatkan laba bersih triwulanan yang masuk.”

Satu-satunya anggota dari bisnis amonia Indonesia ESSA akan dimasukkan sebagai anggota indeks MSCI Small Cap efektif Juni 2022 sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia yang bergerak di bisnis amonia. “Sejak awal 2022 hingga 24 Mei 2022, investor asing membukukan net outflow dari ESSA. Masuknya ESSA dalam indeks ekuitas internasional di tengah pertumbuhan laba bersih yang kuat dapat memicu investor asing untuk membalikkan net flow mereka di ESSA.”

Jennifer menjelaskan ESSA diperdagangkan pada forward EV/EBITDA 5.9x (-0.2 SD dari forward 10-tahun EV/EBITDA). “Kami tidak memiliki coverage resmi di ESSA, oleh karena itu tidak ada peringkat pada saham.” 

Dengan diperdagangkan pada forward EV/EBITDA sebesar -0.2 SD saat ini, tampaknya tidak terlalu berat mengingat pertumbuhan laba bersihnya yang kuat di tahun 2022. Katalis jangka pendek termasuk pertumbuhan pendapatan yang kuat dan berlanjutnya harga amonia yang menguntungkan. Risiko utama termasuk gangguan dalam produksi dan melemahnya harga amonia.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Indonesia Jualan IKN di WEF, Pangeran Arab dan UEA Tertarik
Next Post Bank HSBC Jajaki IPO di Indonesia

Member Login

or