Financial Expert Ajaib Sekuritas Asia, Chisty Maryani, menerangkan prospek kinerja bisnis baja dan besi pada tahun 2023 ini masih berpotensi tumbuh positif seiring kenaikan permintaan besi dan baja dalam negeri yang masih tinggi.
Dia menjelaskan permintaan besi dan baja berpotensi mengalami kenaikan seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kian pulih, sesuai dari proyeksi Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) yang memproyeksikan konsumsi baja nasional berpeluang tumbuh hingga 6% menjadi 17,3 juta ton pada tahun 2023. Ekonomi Nasional yang tumbuh 5,72% yoy pada kuartal III/2022 salah satunya juga didukung oleh kontribusi ekspor industri besi dan baja yang cukup kuat.
Menurut dia, katalis positif untuk emiten besi baja terdiri dari proyek infrastruktur dari nasional ataupun swasta salah satunya yaitu pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), proyek ibu kota baru tersebut diproyeksikan membutuhkan baja sebesar 9,3 juta MT pada tahap 1 dan 2.
|Baca juga: IHSG Diperkirakan Bergerak Mixed, Ajaib Rekomendasikan ACES, PGAS, INDY
“Proyek kendaraan listrik dimana saat ini salah satu fokus pemerintah adalah penggunaan kendaraan listrik. Pembangunan infrastruktur lainnya seperti jalan, jembatan, Pelabuhan, bandara hingga pada sektor energi seperti pembangkit listrik, kilang minyak dan gas bumi. Konstruksi lainnya seperti pembangunan perumahan, apartemen, dan bangunan lainnya,” jelasnya.
Katalis positif lainnya, kebijakan pemerintah Indonesia mengenai Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) 10,5%-12,5% terhadap baja impor turut berdampak terhadap kenaikan konsumsi baja dalam negeri di masa datang.
Sementara itu, sambung Chisty, tantangan yang menjadi katalis negatif untuk besi baja berasal dari penurunan permintaan global seiring dengan dampak perlambatan ekonomi global yang telah diprediksi sejak awal tahun 2023.
Saham KRAS menarik dicermati, menurutnya, secara jangka pendek berpeluang mengalami penguatan karena indikator momentum MACD bar histogram sudah bergerak pada area positif, KRAS berpeluang tumbuh menuju resistance terdekat pada level 312. Selain dari potensi penguatan secara teknikal, kinerja KRAS sepanjang kuartal III/2022 juga mampu mencatat peningkatan laba bersih yang tumbuh 134% yoy mencapai US$80,3 juta.
Perolehan laba bersih tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan yang tumbuh 14,5% yoy mencapai US$1,8 miliar. Peningkatan EBITDA KRAS mencapai 98% yoy senilai US$116 juta. Saat ini KRAS memiliki fundamental yang cukup solid dan berpeluang terus mencatat pertumbuhan kinerja seiring dengan kenaikan permintaan besi baja dalam negeri.
Selain KRAS, Chisty menerangkan saham GGRP menjadi pilihan emiten besi baja lainnya dengan potensi kenaikan dalam jangka waktu dekat secara teknikal yakni stochastic bergerak di area netral dan MACD bar histogram dalam momentum positif, GGRP juga terpantau bergerak di atas MA-5. Berpotensi menguat menuju resistance selanjutnya di level 520. Kinerja GGRP pada kuartal III/2022 juga terpantau mencatat peningkatan penjualan bersih 44% yoy mencapai US$723 juta.
Dari sisi bottom line, laba bersih GGRP tumbuh 22% yoy mencapai sebesar US$49 juta, dan berpotensi terus mencatat peningkatan kinerja seiring dengan gencarnya GGRP melakukan penetrasi ekspor di sejumlah negara global. Hingga September 2022 lalu, GGRP juga mampu meningkatkan pangsa ekspor nya sebesar 56% yoy mencapai US$45 juta dan negara tujuan ekspornya diantaranya adalah Amerika Serikat, Selandia Baru, Singapura, Malaysia, Australia, dan Uni Emirat Arab.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News