1
1

Prospek Sektor Kesehatan Masih Cerah, Saham HEAL Jadi Top Pick

Media Asuransi, JAKARTA – Meski pandemi berangsur membaik tetapi sektor kesehatan dinilai masih memiliki prospek cerah ke depan, seiring dengan kebijakan fiskal yang suportif dari pemerintah dan reformasi pada premi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Melalui Daily Write Up bertajuk Healthcare (Overweight/Maintain) – 1H22 outlook: Back to basics, analisis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Joshua Michael mengatakan setelah menyaksikan gelombang ke-2 pandemi yang brutal, pemerintah bereaksi cepat dengan memberlakukan PPKM Level 3-4 selama beberapa bulan dan mewajibkan vaksin bagi warga yang ingin bepergian. Akibatnya, tingkat positif harian dapat secara konsisten dijaga mendekati nol sejak pertengahan September.

SARS-CoV-2, seperti halnya virus lainnya, dapat bermutasi seiring waktu. Pada 22 November 2021, lembaga pemerintahan Afrika Selatan mendeteksi varian baru Covid-19: B.1.1.529, yaitu Omicron. Meskipun WHO telah menetapkannya sebagai Variant of Concern, kami percaya bahwa potensi gelombang ke-3 pandemi bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

Di pihak lain, jelas Joshua, obesitas pada orang dewasa cenderung meningkat selama pandemi, yang kemungkinan dipicu oleh kurangnya aktivitas fisik, stres dan kehilangan pendapatan karena PHK atau pemotongan gaji yang membuat anggaran untuk membeli makanan sehat lebih terbatas. Orang dewasa dengan obesitas memiliki risiko komplikasi yang tinggi. 

 |Baca juga: BEDAH SAHAM: Menilik Prospek RS Hermina (HEAL) Pascapandemi

Di sisi lain, dia percaya bahwa pandemi menunda permintaan perawatan penyakit kronis. Perawatan penyakit kronis yang tertunda dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, yang memerlukan perawatan yang lebih kompleks. 

Ketika kasus Covid-19 mulai mereda, permintaan perawatan penyakit kronis seharusnya dialihkan ke FY22 dan seterusnya, yang seharusnya berdampak positif terhadap kinerja rumah sakit.

Di pihak lain, anggaran terkait JKN pada tahun 2022ditetapkan 32,5% lebih tinggi dari anggaran tahun 2021, dengan porsi 34,8% dari anggaran terkait JKN terhadap anggaran kesehatan negara (vs. 2021: 20,5%). 

Menurutnya, kebijakan fiskal yang suportif dari pemerintah, reformasi pada premi JKN dan penerapan kelas standar dapat membantu mengatasi defisit pendanaan dan akan meningkatkan jumlah pasien JKN. 

Dengan demikian, rumah sakit dan peserta JKN akan lebih diuntungkan dengan kemungkinan kelanjutan JKN yang lebih besar. Penerapan kelas standar diharapkan mulai berlaku pada awal tahun 2022, yang akan dilakukan secara bertahap hingga tahun 2023. Selain itu, tarif INA-CBGs juga mungkin akan disesuaikan pada periode tersebut.

Kami mempertahankan rekomendasi Overweight kami di sektor ini, dengan HEAL sebagai top pick kami.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch Revisi Outlook Bank CIMB Niaga (BNGA) dari Negatif Jadi Stabil
Next Post Waduh, PMI Manufaktur Indonesia Turun Lagi di November 2021

Member Login

or