1
1

Prospek Sektor Migas Dipertahankan Overweight, Simak Alasannya

Pialang saham sedang melintas di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Rekomendasi sektor minyak dan gas (migas) masih dipertahankan overweight seiring dengan prospek ketatnya pasokan dan tingginya permintaan.

Melalui Daily Write Up bertajuk Oil and gas (Maintain/Overweight) – Tight supply will persist, analis Mirae Sekuritas, Juan Harahap, mengatakan bahwa IMF menyatakan perlambatan 2023 akan berbasis luas, dengan negara-negara yang menyumbang sekitar sepertiga dari ekonomi global siap untuk berkontraksi tahun ini atau tahun depan. Tiga ekonomi terbesar, yaitu AS, China, dan Zona Euro, akan terus tersendat.

Selain itu, berdasarkan studi kami tentang resesi di AS pada tahun 2000, 2008, dan 2020, kami melihat permintaan minyak turun setiap saat, berkisar antara 1,1%-6,8%. Pada resesi tahun 2000 dan 2008, misalnya, terjadi penurunan permintaan minyak masing-masing sebesar -1,1% yoy dan -3,5% yoy. Kami perkirakan permintaan akan turun dari potensi resesi ini, tetapi tidak separah resesi pandemi Covid-19.

| Baca juga: MARKET REVIEW: Saham Sektor Batu Bara dan Migas Menguat

“Kami perkirakan produksi minyak Rusia akan turun tahun depan setelah embargo UE berlaku karena 1) India dan China dapat berjuang untuk menyerap lebih banyak minyak Rusia, terlepas dari diskon besar, karena mereka memiliki kontrak pasokan jangka panjang dengan Timur Tengah produsen minyak, termasuk Arab Saudi dan UEA, dan 2) kebijakan pembatasan harga akan memaksa Rusia untuk memangkas produksi untuk mengkompensasi kuota ekspor yang hilang,” jelasnya.

Di sisi lain, OPEC+ sepakat memangkas produksi sebesar 2mbpd mulai November 2022 hingga akhir 2023 karena ingin mempertahankan harga minyak mentah yang saat ini sedang turun. Oleh karena itu, Juan memperkirakan ada potensi pengurangan pasokan lebih lanjut karena kekhawatiran permintaan yang meningkat di tengah perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian dari penguncian Covid-19 China.

Pada catatan terpisah, jelas dia, AS mencatat produksi minyak mentah yang lebih tinggi dikombinasikan dengan aktivitas pengeboran yang lebih tinggi. Namun, Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS menurun dengan cepat karena negara tersebut bermaksud untuk mengantisipasi pasokan yang lebih rendah dari embargo UE. “Kami mencatat bahwa AS telah melepaskan sekitar 165 juta barel dari SPR dan bermaksud untuk melepaskan tambahan 10 juta-15 juta barel untuk mempertahankan harga minyak mentah,” katanya.

| Baca juga: Kinerja Bullish, Sektor Semen Dipertahankan Overweight

Namun demikian, Juan memperkirakan AS akan mengisi ulang SPR di 2023F karena akan ada produksi minyak mentah AS yang lebih tinggi tahun depan. Oleh karena itu, Juan memperkirakan neraca minyak mentah defisit global sebesar 0,3 mbpd di 2023F, dari surplus 0,1 mbpd di 2022F.

Lebih lanjut, Juan mempertahankan rekomendasi Overweight pada sektor minyak dan gas Indonesia. Rekomendasi ini didasarkan pada 1) perkiraan pasokan yang ketat karena lemahnya produksi dari Rusia, 2) kebijakan pemotongan pasokan OPEC, 3) potensi permintaan yang lebih tinggi di China.

“Kami memilih MEDC sebagai pilihan utama kami karena kami melihat potensi pertumbuhan pendapatan dari akuisisi blok Koridor dan diversifikasi pendapatan melalui bisnis komoditas listrik dan mineral,” katanya.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post RUU P2SK Tak Akan Ubah Jati Diri Koperasi 
Next Post Argentina dan Kroasia Bersaing Untuk Satu Slot di Final

Member Login

or