Hingga kuartal III tahun ini, perusahaan meraih laba Rp4,19 triliun, tertinggi dalam 44 tahun. IPO diharapkan bisa mendukung pertumbuhan perseroan yang saat ini berada di fase pertumbuhan kedua.
Baca juga: Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) Ekspor Olahan Ayam ke Papua Nugini
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi, menjelaskan bahwa setelah beroperasi selama 40 tahun, pihaknya kini berada dalam fase pertumbuhan kedua dengan target performa perusahaan yang lebih agresif. Untuk bisa mencapai target yang agresif tersebut, ada banyak cara untuk mendapatkan pendanaan, termasuk dari IPO.
“Kami di Pupuk Kaltim senantiasa mengkaji berbagai kemungkinan untuk mendapatkan pendanaan perusahaan dan mempersiapkan perusahaan untuk berbagai kemungkinan tersebut (IPO),” kata Rahmad seperti dikutip dari Investor Daily, Selasa, 12 Oktober 2021.
Adapun salah satu target agresif perseroan adalah target earning before interest, taxes, depreciation and amortization (EBITDA) sebesar Rp10 triliun sebelum 2026. Hingga kuartal III-2021, Pupuk Kaltim meraih laba Rp4,19 triliun.
“Pada akhir tahun lalu, kami menargetkan bisa mencapai EBITDA Rp10 triliun pada 2026 atau 2027. Namun, dengan melihat penurunan biaya usaha dan realisasi pada kuartal III/2021, kami optimistis bisa mencapai EBITDA Rp10 triliun lebih awal dari 2026,” ungkap dia.
Selain target EBITDA, perseroan juga agresif dalam melakukan ekspansi. Menurut Rahmad, dalam lima tahun mendatang, Pupuk Kaltim menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) US$2 miliar untuk mendukung ekspansi.
Ekspansi perusahaan tersebut adalah replanting salah satu pabrik yang konsumsi energinya cukup tinggi di daerah Bontang. Dengan dilakukan replanting diharapkan bisa menurunkan konsumsi energi sehingga menjadi lebih kompetitif.
Kemudian, Pupuk Kaltim juga akan membangun pabrik pupuk NPK dan abu soda di kawasan Bontang yang akan menghabiskan waktu selama 2-3 tahun. Lalu, Pupuk Kaltim juga tengah mengkaji sumber gas alam di kawasan Papua Timur untuk membangun pabrik urea.
Baca juga: Kinerja 4 Bank Besar Indonesia, Perkasa
Tahun ini, Pupuk Kaltim optimistis bisa mencetak pertumbuhan laba dan pendapatan yang positif. Hal ini sejalan dengan peningkatan pendapatan sebesar 8,5% pada tahun lalu, meski di tengah tantangan industri dan ekonomi akibat pandemi.
Hingga kuartal III/2021, Pupuk Kaltim mencatat laba setelah pajak sebesar Rp4,19 triliun atau 288% dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) kuartal III/2021. Sementara, produksi mencapai 5,15 juta ton atau 106% dari RKAP kuartal III/2021.
Rahmad mengatakan, sebagai pemimpin pasar, pihaknya berorientasi pada pertumbuhan yang berkelanjutan. Selama 2021, berbagai langkah strategis juga telah dilakukan untuk memastikan tercapainya kemajuan usaha secara efisien dengan mengedepankan keseimbangan kinerja pada aspek ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News