Media Asuransi, JAKARTA – Data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 15 sampai 19 Juli 2024 ditutup pada zona merah.
Berdasarkan keterangan resmi BEI dikutip, Senin, 22 Juli 2024, selama sepekan, penurunan terjadi pada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,45% pada posisi 7.294,495 dari 7.327,580 pada penutupan pekan lalu. Kapitalisasi pasar Bursa turut mengalami penurunan sebesar 0,96% menjadi Rp12.358 triliun dari Rp12.478 triliun pada pekan sebelumnya.
Penurunan juga turut terjadi pada rata-rata volume transaksi harian sepekan sebesar 5,30% menjadi 16,488 miliar lembar saham dari 17,411 miliar lembar saham pada penutupan pekan sebelumnya. Kemudian, rata-rata nilai transaksi harian Bursa selama sepekan mengalami penurunan sebesar 8,23% menjadi Rp9,60 triliun dari Rp10,46 triliun pada pekan sebelumnya.
Pergerakan investor asing pada akhir pekan lalu mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp86,17 miliar dan sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp2,78 triliun.
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2024 adalah 92 emisi dari 60 emiten senilai Rp77,28 triliun. Dengan pencatatan ini, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 603 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp487,72 triliun dan US$54,758 juta, yang diterbitkan oleh 134 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 186 seri dengan nilai nominal Rp6.049,24 triliun dan US$502,10 juta. Selain itu, di BEI telah tercatat sebanyak 10 emisi EBA dengan nilai Rp2,93 triliun
Selama sepekan dalam periode 15-19 Juli 2024, terdapat pencatatan 2 Obligasi, 1 Sukuk, 1 Reksa Dana Indeks, dan 2 Waran Terstruktur di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengawali pekan pada Senin (15/7), Obligasi Subordinasi Berkelanjutan III Bank Victoria Tahap I Tahun 2024 dan Obligasi Berkelanjutan III Bank Victoria Tahap II Tahun 2024 oleh PT Bank Victoria International Tbk mulai dicatatkan di BEI. Kedua obligasi tersebut memiliki nilai yang sama yaitu masing-masing Rp500.000.000,00. Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) atas kedua obligasi tersebut adalah masing-masing idBBB (Triple B) dan idA- (Single A minus) dengan Wali Amanat PT Bank Mega Tbk.
Pada hari yang sama, Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I PNM Tahap III Tahun 2024 oleh PT Permodalan Nasional Madani mulai dicatatkan di BEI. Sukuk yang diterbitkan tersebut memiliki nilai sebesar Rp1.500.000.000.000,00. Hasil pemeringkatan dari Pefindo atas sukuk tersebut adalah idAA+(sy) (Double A Plus Syariah) dengan Wali Amanat PT Bank Mega Tbk.
|Baca juga: Penutupan Perdagangan: IHSG Kebakaran, Rupiah Dapat Rapor Hijau
Kemudian pada Kamis (18/7), PT Mandiri Manajemen Investasi melakukan pencatatan Reksa Dana Indeks Mandiri ETF SRI- KEHATI (XMSK) di BEI. XMSK merupakan ETF yang menggunakan saham-saham pada indeks SRI-KEHATI, sebagai underlying asset-nya. Sesuai namanya, indeks tersebut berisi sejumlah emiten yang mengedepankan prinsip kepedulian terhadap lingkungan, sosial dan governance (environment, social & governance/ESG) pada seluruh aspek bisnis dan operasionalnya.
Menutup pekan ini, tepatnya pada Jumat (19/7), terdapat pencatatan 2 (dua) Waran Terstruktur PT KGI Sekuritas Indonesia di BEI. PT KGI Sekuritas Indonesia mencatatkan call warrant atas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan kode BBCAHDCF5A sebanyak 250.000.000 unit senilai Rp10.500.000.000,00. Selain itu PT KGI Sekuritas Indonesia juga mencatatkan call warrant atas saham Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan kode TLKMHDCF5A sebanyak 250.000.000 unit senilai Rp11.250.000.000,00. Kedua waran terstruktur tersebut akan jatuh tempo pada 20 Januari 2025. PT KGI Sekuritas Indonesia merupakan penerbit ke-5 atas produk waran terstruktur di BEI.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News