Analis Sinarmas Future Ariston Tjendra menjelaskan setelah pelemahan rupiah kemarin terhadap dolar AS menanggapi hasil data tenaga kerja NFP AS bulan Januari yang sangat bagus, rupiah mungkin berpeluang menguat hari ini mengikuti sentimen positif pasar saham Asia pagi ini.
“Isu resesi global belakangan ini mulai mereda, riset IMF menunjukkan resesi mungkin tidak seburuk yang dikira. Aktivitas ekonomi di negara-negara besar mulai bangkit seperti di China, Eropa, Inggris dan juga AS. Ini memberikan sentimen positif ke pasar keuangan, termasuk rupiah,” jelasnya kepada Media Asuransi, Selasa 7 Februari 2023.
|Baca juga: Pergerakan Rupiah Berpotensi Tertekan Data Tenaga Kerja AS
Dari dalam negeri, jelas dia, pertumbuhan PDB kuartal ke-4 yang lebih bagus dari ekspektasi juga bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah.
Di sisi lain, sambung Ariston, pasar masih mewaspadai kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS ke depan karena inflasi AS yang masih tinggi dan data ekonomi AS yang bagus yang bisa meredam dampak negatif kenaikan suku bunga.
“Potensi penguatan nilai tukar rupiah ke arah Rp15.000 per dolar AS, dengan potensi pelemahan ke arah Rp15.100 per dolar AS,” jelas dia.
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan terdepresiasi sebesar 1,08% ke level Rp15.055 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan turun 1,05% ke level Rp15.055 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News