Analis Sinarmas Future, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa rupiah mungkin berbalik menguat hari ini dengan positifnya pasar saham Asia di pembukaan pagi ini. “Tapi pergerakan rupiah versus dolar AS mungkin masih di area konsolidasi,” katanya kepada Media Asuransi, Jumat 3 Maret 2023.
Dia menjelaskan pasar menanggapi positif pernyataan petinggi The Fed yang juga Presiden The Fed wilayah Atlanta, Raphael Bostic, yang memberikan perkiraan kenaikan suku bunga acuan yang tidak agresif. Bostic mengatakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga hanya 25 basis points dan kemudian menahan suku bunga sepanjang musim panas.
|Baca juga: Sentimen The Fed Menguat, Rupiah Berpotensi Berbalik Melemah
Selain itu, Ariston mengatakan data ekonomi dari negara Asia Timur pagi ini yang membaik juga menambah sentimen positif pasar terhadap aset berisiko termasuk rupiah.
Di sisi lain, jelasnya, pasar masih mewaspadai tren kenaikan suku bunga The Fed. Yield obligasi pemerintah AS masih menunjukkan tren kenaikan. Yield tenor 10 tahun masih bergerak di atas 4%. Fed akan menyampaikan kebijakan moneter terbarunya di pertengahan Maret.
Menurutnya, sentimen pasar masih bisa berubah tergantung data ekonomi AS yang akan disajikan menjelang pengumuman kebijakan The Fed.
“Potensi penguatan rupiah masih ke arah area konsolidasinya di Rp15.230 dengan potensi pelemahan di kisaran Rp15.290-Rp15.300 per dolar AS,” pungkas dia.
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan melemah 0,17% ke level Rp15.280 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,15% ke level Rp15.273 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
1 
