Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan masih bisa melemah seiring dengan sentimen dari rilis data inflasi AS.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah kemungkinan masih bisa melemah hari ini terhadap dolar AS setelah rilis data inflasi konsumen AS bulan Juni semalam mencetak rekor baru dalam 40 tahun.
|Baca juga: Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga AS Berpotensi Tekan Rupiah
Data inflasi konsumen AS bulan Juni dirilis lebih tinggi dari bulan sebelumnya 9,1% yoy vs 8,6% yoy. “Ini bakal memvalidasi kebijakan Bank Sentral AS untuk lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya karena ternyata inflasi AS masih dalam tren naik. Kini ekspektasi kenaikan suku bunga acuan 100 bp di Juli ini meningkat menjadi 79,7% menurut Fed Watch Tools dari CME,” katanya kepada Media Asuransi, Kamis 14 Juli 2022.
Dari dalam negeri sendiri, jelas Ariston, kenaikan inflasi karena kenaikan harga pangan menjadi kekhawatiran tersendiri yang bisa menekan rupiah. Inflasi tinggi bisa menurunkan daya beli masyarakat dan menekan pertumbuhan ekonomi. “Potensi pergerakan rupiah hari ini di kisaran Rp14.980-Rp15.030.”
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditransaksikan menguat 0,02% ke level Rp14.991 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan menguat 0,05% ke level Rp14.985 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News