1
1

Rupiah Melemah 1,17% Sejak Awal Tahun

ilustrasi pasar uang internasional. | Foto: freepick

Media Asuransi, JAKARTA – Pada akhir September 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 2,08 persen jika dibandingkan dengan per akhir Agustus 2024. Penguatan rupiah ini lebih tinggi dibandingkan dengan penguatan nilai mata uang regional. Namun, secara year to date nilai tukar rupiah masih melemah 1,17 persen.

Ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK), Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan bahwa nilai tukar Rupiah menguat didukung oleh konsistensi bauran kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) serta meningkatnya aliran masuk modal asing.

Nilai tukar Rupiah pada akhir September 2024 menguat menjadi Rp15.140 per dolar AS, atau menguat 2,08 persen month to month (mtm) dibandingkan dengan posisi akhir Agustus 2024. “Penguatan rupiah ini tercatat lebih tinggi dibandingkan apresiasi mata uang regional seperti Won Korea, Peso Filipina, dan Rupee India yang menguat masing-masing sebesar 2,02 persen, 0,17 persen, dan 0,10 persen,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 21 Oktober 2024.

|Baca juga: Sektor Keuangan Perlu Waspadai Risiko Gejolak Geopolitik di Timur Tengah

Menurut Sri Mulyani, kinerja rupiah yang membaik tersebut ditopang oleh komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik, serta fundamental ekonomi Indonesia yang kuat, sehingga aliran masuk modal asing berlanjut.

Dia jelaskan, posisi cadangan devisa pada akhir September 2024 tercatat sebesar US$149,9 miliar, setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Sementara itu, perkembangan terkini, hingga 15 Oktober 2024, menunjukkan nilai tukar rupiah melemah sebesar 2,82 persen ptp dari bulan sebelumnya. Pelemahan nilai tukar tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan ketidakpastian global akibat eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

|Baca juga: Prabowo Komitmen Bawa Indonesia Capai Swasembada Energi, Ini Alasannya!

“Namun demikian, apabila dibandingkan dengan level akhir Desember 2023, nilai tukar rupiah terdepresiasi hanya sebesar 1,17 persen year to date (ytd), lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina, Dollar Taiwan, dan Won Korea,” tutur Sri Mulyani.

Dia tambahkan, nilai tukar rupiah diprakirakan terus menguat sejalan dengan menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi, dan tetap baiknya prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk modal asing dan mendukung penguatan nilai tukar rupiah,” jelasnya.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Perdagangan Pagi: IHSG Menguat Tersengat Kabinet Prabowo-Gibran, Bagaimana Rupiah?
Next Post Prabowo-Gibran Umumkan Kabinet Merah Putih, Daftar Wakil Menteri Diungkap

Member Login

or