Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama merekomendasikan investor dapat melakukan aksi buy pada saham big cap dengan valuasi undervalued.
Sedangkan pada obligasi, saat ini masih menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi SUN khususnya seri-seri yang baru diterbitkan pemerintah. “Investor dapat mengurangi porsi tenor jangka pendek dan menambah porsi tenor menengah hingga panjang,” tulis Tim Riset Infovesta dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 24 September 2024.
Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bearish sebesar -0,89% ke level 7.743,00, dipicu usai FTSE Russel mengumumkan bahwa emiten BREN akan dikeluarkan dari indeks FTSE. Di sisi lain, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp4,71 triliun dalam sepekan.
|Baca juga: Berikut Rekomendasi Trading Pekan Ini Usai Saham-saham Prajogo Pangestu Berguguran Minggu Lalu
Dari sisi saham, top laggards pemberat IHSG yakni BREN (-25,05%), TPIA (- 10,56%) dan CUAN (-18,31%). Dari sentimen domestik, neraca perdagangan Indonesia masih berada pada posisi surplus pada bulan Agustus 2024 sebesar US$3,12 miliar. Kondisi ini didorong oleh ekspor Indonesia yang meningkat sebesar 7,13% menjadi US$23,56 miliar, jauh di atas perkiraan pasar sebesar 3,83%.
Ekspor nonmigas tumbuh 8,14%, di tengah peningkatan ekspor ke AS (22,45%), Jepang (17,80%), negara-negara ASEAN (7,85%) dan UE (22,19%). Di antara komoditas, penjualan tumbuh pada bahan bakar mineral, mesin & peralatan mekanik serta bagiannya dan kendaraan beserta bagiannya.
Dari China, PBoC memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya, untuk tenor 1 tahun di level 3,35% dan untuk tenor 5 tahun di level 3,85%. Langkah tersebut dilakukan setelah bank sentral menunda operasi fasilitas pinjaman jangka pendek (MLF), karena PBoC berencana membiarkan suku bunga jangka pendek memainkan peran yang besar dalam memandu pasar.
|Baca juga: GOTO Gandeng Tencent untuk Tingkatkan Layanan Ekosistem Digital
Dari AS, penjualan eceran AS naik tipis menjadi 0,1% MoM melampaui ekspektasi pasar sebesar -0,2% MoM. Kenaikan ini menandakan belanja konsumen tetap relatif menguat. Peningkatan didorong oleh penjualan di toko serba ada, pengecer non-toko, toko kesehatan & perawatan pribadi dan toko perlengkapan olahraga, hobi, alat musik & buku.
Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup menguat. Infovesta Gov. Bond Index naik +0,56% ke level 10.510,78. Yield SBN 10-tahun turun sebesar -13,30bps WoW ke level 6,43%.
Sentimen dari domestik, Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan sebesar 25bps menjadi 6%, di luar dari ekspektasi pasar bahwa suku bunga akan tetap bertahan di level 6,25%.
“Pemangkasan ini pertama kali terjadi sejak Januari 2021. Begitu pula dari AS, The Fed juga di luar dugaan akhirnya memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 50bps (konsensus 25bps) menjadi 4,75%-5,00%.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News