Pertama adalah pengajuan izin tambang baru yang terletak di laut Belitung Timur. Berdasarkan pemberitaan Kontan, perseroan tengah mengajukan izin usaha pertambangan (IUP) seluas 30.000 hektare (ha) di laut Belitung Timur.
Baca juga: Lagi, Waskita Karya (WSKT) Jual Tol Buat Bayar Utang
Izin tersebut masih dalam proses di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH). Perseroan berharap izin sudah bisa dikantongi tahun ini, sehingga tahun depan penambangan sudah dapat dilakukan.
Manajemen TINS tidak menyebutkan potensi produksi timah di kawasan laut tersebut. Namun, sebagai gambaran, kontribusi produksi timah perseroan di Belitung baru sekitar 5% terhadap produksi total TINS yang mencapai 30.000 ton.
Jika laut di Belitung Timur sudah bisa ditambang, maka kontribusi produksi di Belitung ini dapat mencapai 70% dari total produksi perusahaan.
Selain adanya potensi wilayah penambangan anyar, prospek TINS juga terkerek oleh rencana penawaran umum perdana (IPO) saham perusahaan terafiliasi PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan induk usaha perseroan MIND ID.
Baca juga: Diversifikasi Bisnis, Darma Henwa (DEWA) Dirikan Perusahaan Baru
Belum dipaparkan secara detail mengenai target dana yang akan dijaring oleh Inalum dan MIND ID. Inalum ditargetkan sudah dapat merealisasikan rencana IPO tersebut pada akhir 2022 mendatang baru kemudian MIND ID.
MIND ID akan lebih mudah lagi memperoleh pendanaan melalui pasar modal untuk keperluan ekspansi baik untuk perusahaan maupun untuk anak-anak usahanya termasuk TINS. Dengan demikian, rencana ekspansi TINS akan lebih mudah tereksekusi karena limpahan likuiditas dari sang induk.
Pada perdagangan Senin, 11 Oktober 2021, saham TINS cukup aktif ditransaksikan oleh investor yang totalnya mencapai Rp290,92 miliar. Investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp17,56 miliar. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News