Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak menguat seiring dengan membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko.
Analis PT Sinarmas Future Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih mungkin berpotensi menguat hari ini terhadap dolar AS dengan membaiknya sentimen pasar terhadap risiko. “Indeks saham Asia bergerak positif pagi ini mengikuti pergerakan positif indeks saham AS dan Eropa semalam,” katanya kepada Media Asuransi, Selasa 13 September 2022.
Menurutnya, dolar AS yang masih berkonsolidasi menjelang pengumuman kebijakan the Fed pekan depan juga bisa membantu penguatan rupiah.
|Baca juga: Hacker Bjorka Merajalela, Rupiah Terancam
Akan tetapi, sambung dia, penguatan rupiah bisa saja terbatas karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 75 bp membesar. Terkini, menurut CME FedWatch tool, probabilitasnya sebesar 91%.
Sementara dari dalam negeri, Ariston menilai persoalan BBM yang memicu inflasi masih bisa menjadi penekan rupiah. “Potensi penguatan ke arah Rp14.820 sementara potensi pelemahan ke arah Rp14.860,” pungkasnya.
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan melemah 0,08% ke level Rp14.842 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan menguat 0,05% ke level Rp14.839 per dolar AS.
Analis PT Sinarmas Future Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih mungkin berpotensi menguat hari ini terhadap dolar AS dengan membaiknya sentimen pasar terhadap risiko. “Indeks saham Asia bergerak positif pagi ini mengikuti pergerakan positif indeks saham AS dan Eropa semalam,” katanya kepada Media Asuransi, Selasa 13 September 2022.
Menurutnya, dolar AS yang masih berkonsolidasi menjelang pengumuman kebijakan the Fed pekan depan juga bisa membantu penguatan rupiah.
|Baca juga: Hacker Bjorka Merajalela, Rupiah Terancam
Akan tetapi, sambung dia, penguatan rupiah bisa saja terbatas karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 75 bp membesar. Terkini, menurut CME FedWatch tool, probabilitasnya sebesar 91%.
Sementara dari dalam negeri, Ariston menilai persoalan BBM yang memicu inflasi masih bisa menjadi penekan rupiah. “Potensi penguatan ke arah Rp14.820 sementara potensi pelemahan ke arah Rp14.860,” pungkasnya.
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan melemah 0,08% ke level Rp14.842 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan menguat 0,05% ke level Rp14.839 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Related Posts