Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan berpotensi melemah karena pelaku pasar menanggapi sinyal dari Bank Sentral AS yang akan menaikkan suku bunga acuannya.
Analis Sinarmas Future Ariston Tjendra menjelaskan rupiah berpotensi melemah hari ini terhadap dolar AS karena pelaku pasar menanggapi sinyal dari Bank Sentral AS yang akan menaikkan suku bunga acuannya paling tidak 2 kali lagi tahun ini dari notulen rapat Bank Sentral AS yang dirilis dinihari tadi.
|Baca juga: Rupiah Berpotensi Menguat Disokong Data Domestik yang Bagus
Menurut dia, sentimen pasar terhadap aset berisiko juga terlihat negatif pagi ini menanggapi rilisan notulen rapat The Fed tersebut dimana indeks saham Asia bergerak turun di pembukaan pasar. “Ini bisa menambah sentimen pelemahan ke rupiah yang juga aset berisiko,” katanya kepada Media Asuransi, Kamis 6 Juli 2023.
Dia menerangkan Bank Sentral AS akan mengumumkan kebijakan suku bunganya pada Kamis dinihari tanggal 27 Juli mendatang.
Di sisi lain, sambung dia, data-data ekonomi AS yang dirilis belakangan sebenarnya berada di bawah ekspektasi pasar. Bila data ekonomi mendatang juga menampilkan angka menurun, ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga acuan AS akan berubah kembali.
Lebih lanjut, Ariston memperkirakan potensi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ke arah Rp15.050 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp15.000 per dolar AS.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News