Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Macro Tracker bertajuk Macro Tracker – Global market updates: Better prospect for emerging market, ekonom Mirae Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto mengatakan PDB AS pada 4Q22 tumbuh lebih tinggi dari yang diperkirakan, sebesar 2,9% qoq (vs. konsensus yang sebesar 2,6%).
“Kami menilai pertumbuhan PDB AS pada 4Q22 masih solid, namun kami masih percaya bahwa ekonomi AS masih rentan terhadap dampak dari rangkaian kenaikan suku bunga kebijakan yang agresif,” katanya.
|Baca juga: Mirae Sekuritas Proyeksikan IHSG Tumbuh 15% pada 2023
Rully memperkirakan dampak dari kenaikan suku bunga kebijakan AS yang agresif akan menyebabkan ekonomi AS akan mengalami resesi moderat pada 1H23.
Dia menuturkan inflasi inti AS, terutama yang dipicu oleh pengeluaran konsumsi pribadi masyarakat, yang menjadi fokus The Fed dalam penentuan suku bunga, melambat pada bulan Desember menjadi 4,4% yoy.
Menurutnya, perkembangan tersebut cukup sejalan dengan data ekonomi lainnya, yang menunjukkan inflasi AS terus menurun. “Kami perkirakan The Fed akan menaikkan FFR secara lebih moderat, sebesar 25bps pada dua pertemuan FOMC berikutnya,” tambahnya.
Rully mengatakan pasar global bereaksi positif terhadap rilis data ekonomi AS. Aliran modal asing tercatat masuk cukup signifikan di negara berkembang bulan ini. Sedangkan untuk Indonesia, investor asing mencatat aliran masuk portofolio sebesar Rp45,3 triliun (US$3,0 miliar) di bulan Januari.
“Kami melihat prospek dari kondisi ekonomi dan pasar Indonesia lebih baik sejalan dengan akan berakhirnya siklus pengetatan The Fed,” tuturnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News