1
1

S&P 500 dan Nasdaq Tergelincir, Dolar AS Pamer Kekuatan

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Indeks S&P 500 dan Nasdaq berakhir lebih rendah pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB) menjelang laporan utama pasar tenaga kerja. Kedua indeks utama tersebut mundur dari rekor tertinggi yang dicapai pada sesi sebelumnya.

Mengutip The Business Times, Jumat, 7 Juni 2024, indeks acuan S&P 500 dan Nasdaq naik lebih awal dan mencapai rekor tertinggi baru dalam satu hari, namun kemudian melemah karena saham-saham teknologi merosot. Nvidia jatuh dan kembali menjadi perusahaan paling berharga ketiga di dunia sehari setelah ia melampaui Apple untuk menempati posisi kedua.

Investor akan mengamati laporan penting non-farm payrolls AS pada Jumat waktu setempat. Laporan klaim pengangguran mingguan merupakan data terbaru yang mengindikasikan pelonggaran pasar tenaga kerja, yang memungkinkan The Fed mulai menurunkan suku bunganya. Sedangkan ECB melakukan penurunan suku bunga pertamanya sejak 2019.

|Baca juga: Analisis Saham: CTRA, ICBP, MYOR, dan PGAS Layak Dikoleksi Hari ini

Menurut data awal, S&P 500 kehilangan 1,12 poin atau 0,02 persen menjadi berakhir pada 5.352,91 poin. Sedangkan Nasdaq Composite kehilangan 17,26 poin atau 0,1 persen menjadi 17.170,64. Kemudian Dow Jones Industrial Average naik 76,38 poin atau 0,2 persen menjadi 38.883,71.

Euro goyah

Di sisi lain, euro goyah dalam kisaran sempit pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB) setelah European Central Bank (ECB) menurunkan suku bunga dari rekor tertinggi usai antisipasi selama berbulan-bulan. Euro naik 0,04 persen menjadi US$1,0872, tidak jauh dari level tertinggi dua setengah bulan di US$1,0916 yang dicapai pada awal minggu.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk yen dan euro, naik 0,07 persen pada 104,31, juga dalam mode sideways dengan sedikit reaksi terhadap laporan yang menunjukkan bahwa permohonan tunjangan pengangguran minggu lalu lebih besar dari perkiraan di 229 ribu.

Inflasi di 20 negara yang menggunakan mata uang euro telah turun dari lebih dari 10 persen pada akhir 2022 menjadi sedikit di atas target ECB sebesar dua persen dalam beberapa bulan terakhir, sebagian besar disebabkan oleh penurunan biaya bahan bakar dan normalisasi pasokan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Brief: Reli Saham Mengambil Jeda Jelang Laporan Pekerjaan Utama
Next Post Rencana Merger dengan AP I, Peringkat Angkasa Pura II (AP II) Ditegaskan idAAA

Member Login

or