Media Asuransi, GLOBAL – Streling naik terhadap greenback pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), setelah data menunjukkan peningkatan permintaan pinjaman dan layanan bisnis yang lebih tangguh di Inggris dari para peminjam Inggris. Sementara itu, euro menguat setelah adanya angka inflasi di Prancis dan negara-negara Eropa lainnya.
Sterling naik setelah data pinjaman bersih menunjukkan peminjam Inggris meningkatkan permintaan pinjaman, sebagai tanda bahwa sebagian besar rumah tangga menghadapi suku bunga tinggi. Pinjaman bersih konsumen Inggris pada November merupakan yang tertinggi dalam hampir tujuh tahun.
|Baca: IHSG Diramal Melemah Terbatas, Ajaib Rekomendasikan ACES, ADMR, SMDR
Survei bisnis terpisah, Indeks Manajer Pembelian Jasa Inggris, menunjukkan perusahaan jasa Inggris tumbuh lebih kuat pada Desember dibandingkan dengan perkiraan awal. Kondisi itu melalui optimisme mencapai titik tertinggi dalam tujuh bulan.
“Data persetujuan hipotek dan pinjaman Inggris lebih baik dari perkiraan, menunjukkan bahwa pasar mungkin berada dalam bahaya mengulangi kesalahan tahun lalu dalam menilai terlalu banyak pesimisme,” kata Kepala Strategi Valas Rabobank Jane Foley, dikutip dari The Business Times, Jumat, 5 Januari 2024.
“Data yang lebih kuat juga mendorong kembali harapan penurunan suku bunga BOE (Bank of England) yang lebih awal dan agresif pada 2024,” tambahnya.
|Baca: IHSG Berpotensi Terbatas, Berikut 4 Rekomendasi Saham Hari Ini
Para pedagang memperkirakan penurunan suku bunga sekitar 140 basis poin pada 2024, menurut perkiraan pasar uang, tidak jauh dari perkiraan Federal Reserve AS dan bank sentral Eropa (ECB) sebesar 150 basis poin. Namun keduanya berbeda pendapat mengenai waktu pemotongan suku bunga BOE yang pertama.
BOE mempertahankan suku bunga
Rabobank memperkirakan BOE akan mempertahankan suku bunganya hingga paruh kedua tahun ini. Sterling terakhir naik 0,24 persen terhadap dolar AS pada US$1,2692. Harga naik sebanyak 0,5 persen menjadi US$1,2728 setelah rilis data, setelah turun 0,87 persen ke level terendah dalam tiga minggu, penurunan satu hari terbesar sejak pertengahan Oktober.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News