1
1

Strategi Trading Pekan Ini, Investor Bisa Koleksi Saham Perbankan & Konsumer Undervalued

Seorang investor sedang mencermati perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama merekomendasikan dalam sepekan ini, investor dapat memilih saham pada sektor perbankan dan sektor konsumer yang tergolong undervalued.

Sementara itu pada obligasi, saat ini masih menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi SUN. Investor dapat mengurangi porsi tenor jangka pendek dan menambah porsi tenor menengah hingga panjang.

Dikutip dari Weekly Mutual Funds Update, Senin, 5 Februari 2024, Tim Riset Infovesta menerangkan dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bullish sebesar +1,42% ke level 7.238,79 poin. Pendorong laju indeks didorong oleh aksi Net foreign buy sebanyak Rp4,89 triliun. Net buy terbesar terutama pada saham big caps diantaranya BBCA (Rp727,6 miliar), TLKM (Rp422,0 miliar), dan BBNI (Rp368,6 miliar).

|Baca juga: Infovesta: Investor Bisa Koleksi Saham Perbankan dan Konsumer yang Undervalued

Sentimen dari domestik rilis data S&P Global PMI manufaktur menunjukkan peningkatan level ekspansi di level 52,9 poin pada Januari 2024 (vs 52,2 poin Des’23). Aktivitas industri yang meningkat, serta didukung oleh pesanan permintaan baru jelang serangkaian pesta demokrasi yakni Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada tahun 2024 telah memberikan sinyal positif terhadap peningkatan laju ekspansi industri manufaktur.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tergolong tangguh (resiliance) di tengah perlambatan ekonomi global, mengkonfirmasi optimisme industri manufaktur cukup terjaga terlihat laju ekspansi mampu bertahan selama 29 bulan berturut-turut. Industri manufaktur merupakan salah satu moderator untuk menentukan arah ekonomi kedepan. Sentimen dari global, rilis data S&P Global PMI Manufaktur China tetap di level 50,8 poin pada Januari 2024.

Permintaan yang masih terjaga dan aktivitas industri yang cukup stabil, hal ini membuat angka manufaktur masih tetap di level ekspansi. Laju manufaktur China ke depan diproyeksi akan mengalami peningkatan level ekspansi hal ini dipicu oleh perayaan tahun baru imlek yang diharapkan akan mendorong permintaan baru. Sentimen dari AS, rilis data indeks harga rumah menunjukan peningkatan sebesar 6,6% yoy pada November 2023 (vs 6,2% yoy Okt’23).

|Baca juga: Investor Koleksi Reksa Dana di Tengah Ketidakpastian Pasar yang Berlanjut

Indeks harga rumah yang menunjukan peningkatan harga menjadi salah satu hambatan terhadap inflasi AS yang masih cukup lambat untuk turun. Rilis data S&P Global PMI manufaktur AS meningkat di level 50,7 poin pada Januari 2024 (vs 50,3 poin Des’23). Rilis data manufaktur yang justru mengalami peningkatan laju ekspansi menjadi perhatian pelaku pasar terhadap sikap the Fed ke depan.

Sedangkan pada pasar obligasi, Infovesta Govt. Bond Index naik sebesar +0,34% ke level 10,177.94 poin. Sentimen dari domestik rilis data inflasi yang melambat di level 2,57% yoy pada Januari 2024 (vs 2,61% yoy Des’23), serta di bawah konsensus pasar. Melihat level inflasi yang masih terkendali, Bank Indonesia besar kemungkinan akan memangkas suku bunga pada tahun ini.

Sentimen dari global, The Fed kembali mempertahankan laju Fed Fund Rate (FFR) di level 5,5%. Level inflasi AS yang masih belum mencapai target The Fed di level 2% disebabkan oleh harga rumah yang terus meningkat dan angka ketenagakerjaan AS yang kuat, tercermin pada rilis data Non Farm Payrolls (NFP) terbaru meningkat sebesar 20.000 menjadi 353.000 (vs 333.000 Des’23). The Fed menilai pemangkasan suku FFR pada bulan Maret 2024 terlalu dini.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2024 Jadi 3,1 Persen
Next Post OJK Tetapkan 5 Emiten Baru sebagai Efek Syariah, Ini Daftarnya!

Member Login

or