Media Asuransi, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir menaruh harapan besar kepada PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) untuk menjadi perusahaan digital telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara. Oleh karena itu, berbagai upaya pengembangan dilakukan TLKM. Salah satunya adalah membangun menara telekomunikasi.
Melalui anak usahanya yang baru saja mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), Telkom akan membangun 6.000 menara telekomunikasi dalam 3 tahun ke depan. Saat ini, perseroan memiliki lebih dari 28.200 menara.
Baca juga: Jurus Menghindari Investasi Bodong
Seperti dikutip sejumlah media, Erick mengungkapkan bahwa TLKM lewat Mitratel mempunyai tugas besar untuk menumbuhkan akses komunikasi masyarakat di seluruh wilayah agar dapat mengakses jaringan digital dan mewujudkan Indonesia digital.
Transformasi tersebut, lanjut Erick, bukan hanya akan menghasilkan efek besar bagi pertumbuhan ekonomi dan layanan publik, tetapi juga membawa multiplier effect bagi UMKM serta pembangunan sumber daya manusia (SDM).
“Saya optimistis, dengan perencanaan sekaligus implementasi dari pembangunan infrastruktur menara komunikasi ini, dalam tiga tahun terakhir Telkom dapat menjadi perusahaan digital telco terbesar di Asia Tenggara,” ujarnya.
Untuk itu, TLKM melalui bisnis telekomunikasi digital yang dikelola MTEL bertugas untuk menangkap nilai baru yang dapat menunjang pemasukan perusahaan.
Pasalnya, pengembangan bisnis MTEL tersebut juga sejalan dengan agenda pemerintah dalam membangun ekosistem 5G yang sudah dimulai di proyek 5G mining hasil kolaborasi antara Telkom dan Freeport.
Baca juga: 5 Cara Agar Polis Asuransi Tetap Aktif
Kementerian BUMN, lanjut Erick, juga menyiapkan program inisiatif lain untuk mendukung digitalisasi antara lain di sektor finansial seperti penggunaan artificial intelligence (AI) dan pengembangan super apps di sektor kesehatan guna meningkatkan pelayanan telemedicine.
Demikian pula di sektor logistik. Kementerian BUMN telah menciptakan integrated logistic system dan transportasi untuk menyiapkan ekosistem autonomous vehicle.
Lebih jauh, Erick juga menginginkan agar infrastruktur digital yang dikembangkan MTEL dapat menghasilkan preposisi nilai baru bagi perusahaan atau new value preposition.
“Maka itu, perubahan model bisnis perusahaan yang efektif harus kita siapkan,” tuturnya.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, mengaku bahwa saat ini perseroan terus mempercepat transformasi dan penataan portofolio demi value creation yang optimal bagi Grup Telkom, stakeholder, serta negara.
Untuk itu, pihaknya fokus meningkatkan bisnis menara telekomunikasi, data center, infrastructure manage service, komputasi awan (cloud), big data, dan jasa (services) yang bersifat ritel sehingga akan memperkuat posisi perseroan sebagai mitra penyedia bisnis digital connectivity, digital platform dan digital service untuk domestik maupun regional.
“Ketertarikan investor yang semakin meningkat terhadap saham Telkom dapat menjadi salah satu parameter bahwa apa yang dilakukan saat ini sudah pada jalur yang tepat. Kami optimistis langkah transformasi ini akan berdampak positif lebih banyak lagi,” kata dia. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News