Media Asuransi, JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), di tengah tantangan kondisi makroekonomi dan pelemahan daya beli masyarakat di paruh pertama tahun 2025 membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp73,0 triliun. Sementara itu, perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp11,0 triliun dengan margin laba bersih pada 15 persen.
Bisnis Data, Internet, dan IT Services masih menjadi kontributor utama bagi total pendapatan perseroan, sebesar Rp42,5 triliun. Pendapatan dari lini bisnis Network dan Layanan Telekomunikasi lainnya meningkat sebesar 9,8 persen year on year (yoy) menjadi Rp7,5 triliun, didorong oleh bisnis solusi pembayaran (payment solutions), jaringan (network), dan satelit.
|Baca juga : Telkom Indonesia (TLKM) Pertahankan Peringkat idAAA dengan Prospek Stabil
Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, mengatakan bahwa di tengah berbagai tantangan industri yang dinamis, Telkom terus mempercepat eksekusi strategi transformasi demi memperkuat daya saing dan menciptakan nilai jangka panjang. “Kami percaya bahwa kecepatan dalam mengeksekusi transformasi menjadi kunci untuk memenangkan pasar digital yang sangat kompetitif saat ini,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Jumat, 1 Agustus 2025.
Pada segmen Consumer (Mobile dan Fixed Broadband), Telkomsel selaku anak usaha Telkom membukukan pendapatan sebesar Rp53,8 triliun. Digital Business tetap menjadi pendorong utama dengan menyumbang 90,6 persen dari pendapatan seluler, menegaskan komitmen Telkomsel terhadap optimalisasi nilai layanan dan kepuasan pelanggan.
|Baca juga: Kolaborasi Telkom dan Conversant Hadirkan Solusi Distribusi Konten Digital Cepat dan Aman
Kemudian segmen Enterprise, membukukan pendapatan sebesar Rp10,0 triliun. Telkom terus memperkuat kapabilitas di bidang bisnis Cloud, Digital IT Services, dan Cybersecurity, termasuk menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pemain teknologi global.
Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel sebagai anak usaha Telkom membukukan pendapatan positif sebesar Rp4,6 triliun dengan pertumbuhan sebesar 2,2 persen yoy. EBITDA tercatat sebesar Rp3,9 triliun dan laba bersih sebesar Rp1,1 triliun, dengan margin EBITDA dan margin laba bersih masing-masing di angka 84 persen dan 23,8 persen.
|Baca juga: Surat Utang Indosat (ISAT) senilai Rp1,25 Triliun Bakal Jatuh Tempo Oktober 2025
Pada paruh pertama 2025, Mitratel menambah 378 menara untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin industri menara telekomunikasi, dengan total kepemilikan mencapai 39.782 menara.
Selanjutnya untuk bisnis Data Center dan Cloud, mencatat pendapatan sebesar Rp921 miliar. Hingga semester I/2025, Telkom mengoperasikan 35 data center dengan total kapasitas 44 MW untuk melayani segmen enterprise dan hyperscale, serta 2.420 rack untuk layanan edge data center.
NeutraDC selaku anak usaha Telkom, mengelola data center di empat lokasi domestik dan tiga lokasi di Singapura. Tingkat utilisasi kapasitas data center NeutraDC mencapai sekitar 76 persen, yang didukung oleh basis pelanggan yang beragam, mencakup instansi pemerintah, perbankan, perusahaan besar, serta penyedia layanan cloud global.
Pada semester I/2025, realisasi belanja modal (capex) TelkomGroup sebesar Rp9,5 triliun atau 13,0 persen dari total pendapatan, mengalami penurunan sebesar 18,7 persen yoy. Penurunan rasio capex-to-revenue sejalan dengan strategi Telkom menerapkan fokus yang lebih tajam pada alokasi belanja modal guna memastikan bahwa baik belanja modal (Capex) maupun belanja operasional (Opex) digunakan dengan pendekatan berbasis pengembalian investasi.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News