Media Asuransi, JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) pada 21 Februari 2023 waktu Indonesia bersama dengan anak usahanya, PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) melakukan peluncuran satelit yang dilakukan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.
POH VP Investor Relations TLKM Dewi Simatupang menerangkan satelit yang diluncurkan tersebut bernama Satelit Merah Putih 2. “Ini merupakan satelit ke-l l sekaligus satelit pertama TelkomGroup yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) atau yang juga dikenal dengan broadband satelit. Satelit ini diluncurkan dengan roket Falcon 9 dan akan menempati slot orbit 1 13 derajat Bujur Timur (1130 BT),” jelasnya dalam keterbukaan informasi publik yang dikutip, Kamis, 22 Februari 2024.
|Baca juga: Telkom Segera Luncurkan Satelit HTS Merah Putih 2
Kapasitas yang dimiliki Satelit Merah Putih 2 dapat mencapai 32Gbps, yang membawa transponder aktif frekuensi C-band dan Kuband, yang akan menjangkau seluruh area Indonesia. Sebagai negara di kawasan garis khatulistiwa yang memiliki curah hujan tinggi, satelit ini diharapkan dapat menjadi satelit HTS atau broadband satellite dapat diandalkan (reliable) di Indonesia karena adanya kombinasi kedua frekuensi yang dimiliki oleh satelit tersebut dimana frekuensi C-Band adalah frekuensi yang memiliki performa yang paling baik terhadap curah hujan.
Selain itu, sambung dia, teknologi HTS merupakan teknologi dengan desain cakupan area di bumi yang berukuran kecil namun banyak (multispots beam), sehingga mampu menghasilkan kekuatan pancar satelit yang besar di suatu area yang dilingkupi beam tersebut. Kekuatan pancar satelit ini identik dengan besaran data yang mampu dikirim satelit ke lokasi tersebut.
Menurut dia, dampak Kejadian Satelit Merah Putih 2 direncanakan akan siap beroperasi (ready for service) pada bulan April 2024 dan akan dimanfaatkan untuk membantu pemerataan digital di Indonesia melalui penyediaan layanan backhaul berbasis satelit, mengembangkan bisnis maritim di Indonesia, dan mendukung kedaulatan data dengan mengurangi ketergantungan kapasitas satelit asing.
“Lain-lain proses pemilihan mitra dan pengadaan satelit, telah dilakukan dengan patuh terhadap aturan yang berlaku dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Dari sisi aspek bisnis, proses pemilihan mitra telah mempertimbangkan biaya per Gbps yang paling rendah sehingga menghasilkan satelit dengan kapasitas lebih besar dengan harga jual yang kompetitif.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News