1
1

Tokocrypto Market Signal 13 Juli 2022: Data Inflasi AS Tekan Laju Kripto

Media Asuransi, JAKARTA– Pergerakan aset kripto masih tak berdaya pada Rabu siang, 13 Juli 2022.  Bahkan, nilai Bitcoin (BTC) jatuh untuk hari kelima berturut-turut dan investor mulai khawatir dengan tekanan data inflasi AS yang diprediksi semakin tinggi.

Melansir situs CoinMarketCap pada Rabu, 13 Juli 2022, pukul 12.00 WIB, 8 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar atau big cap kompak terjerembab ke zona merah dalam 24 jam terakhir. Hanya stablecoin Tether (USDT) dan Binance USD (BUSD) yang masih bergerak hijau.

Nilai Bitcoin (BTC) anjlok 2,21% ke US$ 19.497 per keping dalam sehari terakhir. Sementara, nasib Ethereum (ETH) lebih buruk, turun 3,26% ke US$ 1.055 di waktu yang sama. Cardano (ADA), Solana (SOL) dan Dogecoin (DOGE) juga mengalami penurunan masing-masing 3,87%, 2,24% dan 2,85%.

|Baca juga: Riset Accenture: 52% Orang Tajir di Asia Koleksi Aset Kripto
 
Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, melihat banyak investor kripto yang kurang bersemangat untuk melakukan aksi beli. Secara umum, mereka tampaknya masih menghindari pasar kripto menyusul redupnya selera risiko investasi di aset berisiko. 

“Sejak awal pekan lalu, banyak investor yang memilih jaga jarak dari market untuk mengantisipasi data inflasi AS pada Juni yang akan dirilis pada hari ini. Kemudian, penguatan nilai dolar AS tampaknya juga masih menekan kinerja market kripto keseluruhan untuk beberapa hari mendatang,” kata Afid dalam keterangan resminya, Rabu, 13 Juli 2022.

Afid menerangkan, kenaikan nilai dolar AS tentu akan membuat investor merasa lebih untung untuk menyimpan uang tunai ketimbang mengoleksi aset kripto. Hasilnya, investor akan semakin getol melakukan aksi jual. Di samping itu, investor sepertinya bakal terus melirik ke dolar AS setelah melihat paritas antara mata uang euro dan dolar AS kini sudah mencapai 1:1.

“Kenaikan permintaan dolar AS yang kencang tentu akan menghantam harga aset kripto. Apalagi, beberapa analisis menunjukkan bahwa laju dolar AS kini punya korelasi negatif yang sangat kuat dengan laju harga aset kripto,” ujarnya.

|Baca juga: Tokocrypto Sediakan Rp100 Juta untuk Riset Aset Kripto dan Blockchain

Selain itu, sentimen negatif lainnya juga datang dari pemerintah negara bagian AS, California, yang tengah menginvestigasi beberapa platform pinjam-meminjam aset kripto menyusul aksi penghentian withdrawals dan transfer antarpengguna yang dilakukan secara sepihak. 

Di samping perkara makroekonomi, kinerja pasar kripto juga terganggu oleh kabar buruk yang terjadi di sekitaran jaringan blockchain, seperti dari Uniswap yang melaporkan terjadinya serangan phishing.

Data Inflasi AS Bisa Hantam Market Kripto

Awan mendung tampaknya masih akan menyelimuti market kripto sepanjang pekan ini. Salah satu faktor besarnya adalah perilisan data inflasi AS untuk bulan Juni yang diumumkan pada Rabu, 13 Juli 2022,  waktu setempat.

Sejauh ini, banyak analis yang memprediksi bahwa AS telah mencatat inflasi tahunan sekitar 8,7-8,8% pada bulan Juni lalu. Jika nantinya data inflasi AS pada Juni sesuai dengan prediksi tersebut, maka investor harus siap-siap melihat nilai dolar AS yang semakin meroket dan kripto terpuruk. 

“Data inflasi yang terus meninggi tentu akan direspons keras oleh The Fed dengan pengetatan suku bunga acuan. Peningkatannya bisa sangat agresif. Khawatirnya akan memukul market kripto dengan keras. Hal tersebut tentu akan membuat investor kabur dan memilih mengamankan asetnya ke aset safe haven seperti dolar AS dan obligasi,” terang Afid.

|Baca juga: Aset Kripto Dipungut PPN, Ini Tanggapan Asosiasi dan Pelaku Usaha

Di sisi lain, dua bank sentral di Asia Pasifik menaikkan suku bunga 50bps hari Rabu, 13 Juli 2022, ini. Bank Sentral Korea (BoK) menaikkan suku bunga 50bps ke 2,25%. Sementara Bank Sentral Selandia Baru (RBNZ) juga menaikkan suku bunga 50bps ke 2,5%.

Sementara itu dari analisis pergerakan Bitcoin secara garis besar masih berada pada area konsolidasi dengan area harga US$ 23.268-US$ 17.557. Data ini belum mempertimbangkan imbas dari perilisan data inflasi AS bulan Juni nantinya.

Saat berita ini ditulis, harga Bitcoin terkonfirmasi kembali bergerak di bawah EMA20 yaitu berada pada harga US$ 19.515. Apabila pada titik tersebut tidak dapat menahan laju penurunan harga Bitcoin, maka kemungkinan harga Bitcoin akan terkoreksi dan menyentuh support di kisaran harga US$ 18.605-US$ 17.305.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Gunakan Aspal Plastik, Sinar Mas Land Gandeng Chandra Asri (TPIA)
Next Post Digital Transformation of Insurance Brokers, Key to Win Competition

Member Login

or