Media Asuransi, JAKARTA – PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 2% pada tahun 2023 menjadi Rp20,6 triliun dibandingkan dengan perolehan 2022 sebesar Rp21 triliun akibat adanya kenaikan biaya keuangan dan kerugian nilai tukar mata uang asing.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Desember 2024 audited, pendapatan bersih konsolidasian perseroan mencapai Rp128,6 triliun atau meningkat sebesar 4% dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar Rp123,61 triliun.
Adapun laba bruto Perseroan meningkat sebesar 3% dari Rp34,8 triliun menjadi Rp35,8 triliun. Namun, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk (laba bersih Perseroan) sedikit turun sebesar 2% menjadi Rp20,6 triliun dari Rp21,0 triliun dikarenakan adanya kenaikan biaya keuangan dan kerugian nilai tukar mata uang asing.
|Baca juga: BEDAH SAHAM: 3 Risiko Utama Investasi Saham United Tractors (UNTR)
Sampai dengan Desember 2023, volume penjualan alat berat Komatsu tercatat sebanyak 5.270 unit atau turun 8% jika dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 5.753 unit. Dari total keseluruhan penjualan alat berat, sebesar 61% diserap sektor pertambangan, 17% diserap sektor konstruksi, 12% diserap sektor kehutanan, dan sisanya sebesar 10% ke sektor perkebunan.
Sementara itu, unit usaha Perseroan di bidang Kontraktor Penambangan dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Sampai dengan triwulan keempat tahun 2023, unit usaha Kontraktor Penambangan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp54,0 triliun naik sebesar 14% dibandingkan tahun 2022. PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 11% dari 116 juta ton menjadi 129 juta ton dan peningkatan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 21% dari 954 juta bcm menjadi 1,2 miliar bcm di tahun lalu, dengan rata-rata strip ratio sebesar 9,0x meningkat dari 8,2x.
Untuk unit usaha Perseroan di bidang Pertambangan Batu Bara yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) mencatatkan total penjualan batu bara sampai triwulan keempat tahun 2023 mencapai 11,8 juta ton termasuk 2,5 juta ton batu bara kokas, meningkat 19% dari tahun 2022 sebesar 9,9 juta ton. Dikarenakan adanya penurunan rata-rata harga jual batu bara, pendapatan unit usaha Pertambangan Batu Bara turun sebesar 2% dibandingkan tahun 2022 dari Rp31,1 triliun menjadi Rp30,5 triliun.
Berikutnya, unit usaha Perseroan di bidang Pertambangan Emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Sampai dengan Desember 2023, total penjualan dari tambang emas Martabe mencapai 175.000 ons turun sebesar 39% dari tahun 2022 sebesar 286.000 ons.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News