Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan Jumat sore atau di akhir 2023 mampu menguat ketimbang pembukaan pada pagi tadi di Rp15.431 per US$. Mata uang Garuda merekah dengan sebelumnya terus terhantam oleh keperkasaan mata uang Paman Sam.
Mengutip Bloomberg, Jumat, 29 Desember 2023, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore berakhir menguat ke level Rp15.399 per US$. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.397 hingga Rp15.455 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.309 per US$.
|Baca: Akhir Perdagangan 2023, IHSG Ambruk: 273 Saham Kebakaran!
Sementara itu, dolar Amerika Serikat (US$) melemah secara keseluruhan pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Yen Jepang, euro, dan pound berada pada level terkuatnya terhadap mata uang Amerika Serikat (AS) dalam lima bulan, karena spekulasi The Fed akan menurunkan suku bunganya secara tajam pada 2024.
Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang rivalnya, jatuh ke level terendah baru dalam lima bulan di 100,61. Indeks tersebut berada di jalur penurunan sebesar 2,7 persen tahun ini, menghentikan kenaikan kuat selama dua tahun berturut-turut.
|Baca: Jelang Akhir Tahun, OJK Terbitkan POJK Layanan Digital oleh Bank Umum
“Dengan sedikit berita yang diperdagangkan selama liburan, pasar terus melakukan apa yang mereka lakukan sebelumnya –menurunkan imbal hasil obligasi pemerintah, ekuitas lebih tinggi. Dan pada dasarnya memperkirakan tindakan yang paling lunak yang akibatnya membuat dolar (AS) terus dijual,” kata Analis FX Monex Europe Nick Rees.
Yen Jepang
Penggerak terbesar hari ini adalah yen Jepang. Greenback turun sebanyak 0,82 persen menjadi 140,66 yen, terendah sejak Juli. Yen sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS, dan imbal hasil obligasi Pemerintah AS bertenor 10 tahun turun hampir 10 basis poin pada Rabu waktu setempat ke level terendah sejak Juli.
Namun, karena pergerakan di awal tahun, dolar AS masih naik lebih dari tujuh persen terhadap yen pada 2023. Lembaga penyiaran publik NHK melaporkan Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda tidak terburu-buru untuk melonggarkan kebijakan moneter ultra-longgar, karena risiko inflasi yang berada jauh di atas dua persen dan percepatannya kecil.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News