1
1

Peringkat Hutama Karya Ditegaskan BBB- Outlook Stabil

Ilustrasi Gedung Hutama Karya | Foto; ist

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah mengafirmasi Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) dari perusahaan konstruksi milik pemerintah Indonesia PT Hutama Karya (Persero) (HK) di ‘BBB-‘. Outlook adalah Stabil.

Fitch juga telah mengafirmasi surat utang HK yang dijamin oleh pemerintah senilai US$600 juta di ‘BBB’. Pada saat bersamaan, Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang HK di ‘AA+(idn)’ dengan Outlook Stabil.

Peringkat IDR HK adalah satu notch di bawah peringkat negara (BBB/Stabil). Hal ini didasari oleh penilaian kami atas kekuatan hubungannya dengan negara dan insentif pemerintah untuk memberikan dukungan menurut kriteria Government-Related Entities (GRE) Fitch, yang menghasilkan skor dukungan keseluruhan sebesar 35. HK telah menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) yang konsisten dan kuat selama beberapa tahun untuk proyek Trans Sumateranya.

Surat utang sebesar US$600 juta tersebut diperingkat sama dengan obligasi yang diterbitkan oleh Indonesia karena jaminan tanpa syarat dan tidak dapat dibatalkan dari pemerintah. Obligasi-obligasi pemerintah diperingkat sesuai dengan Peringkat Jangka Panjang Mata Uang Asing Issuer Default Rating (IDR) Indonesia di ‘BBB’.

Profil kredit standalone (SCP) HK pada ‘b-‘/’bb(idn)’ mencerminkan profil keuangannya yang lemah dengan coverage beban bunga yang rendah. Namun, hal ini diimbangi oleh terbatasnya risiko pembiayaan kembali.

Dikutip dari keterangan resminya, Rabu, 12 April 2023, peringkat Nasional ‘AA’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama. Risiko gagal bayar yang melekat hanya sedikit berbeda dari emiten atau obligasi dengan peringkat tertinggi di negara tersebut.

|Baca juga: Kantongi Kas Rp17,4 Triliun, Peringkat Hutama Karya Ditegaskan idAAA(gg)

Fitch berpandangan bahwa HK memiliki hubungan yang sangat kuat dengan pemerintah berdasarkan penilaian Fitch atas faktor-faktor status, kepemilikan, dan kontrol, dan rekam jejak dukungannya yang ‘Sangat Kuat’. HK merupakan satu-satunya perusahaan konstruksi di Indonesia yang dimiliki secara penuh oleh negara. Pemerintah mengendalikan keputusan investasi, strategi dan operasional perusahaan, dan mengawasi dewan direksi dan komisarisnya dengan ketat.

Pemerintah terus memberikan dukungan nyata kepada HK melalui PMN berulang, jaminan atas utang, dukungan konstruksi, dan sekuritisasi aset. HK merupakan satu-satunya kontraktor milik negara yang telah menerima lebih dari Rp80 triliun PMN sejak 2015, termasuk Rp31,4 triliun pada 2022 (2021: Rp25 triliun) untuk konstruksi jalan tol Trans Sumatera yang diamanatkan oleh negara. Pemerintah juga menjamin utang HK untuk proyek ini. Kami memperkirakan lebih dari 70% utang HK pada akhir 2022 dijamin oleh pemerintah.

Fitch percaya bahwa gagal bayar oleh HK akan mempengaruhi kemampuan dan biaya negara dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya dalam memperoleh pendanaan. Hal ini karena pemerintah menjamin bagian yang signifikan dari utang HK, sehingga dapat menyebabkan risiko reputasi karena gagal bayar akan mengurangi kepercayaan investor terhadap kemampuan negara dalam mendukung BUMN lainnya. Penilaian ini juga mencerminkan ukuran dan keluasan pinjaman HK.

Fitch menilai bahwa gagal bayar oleh HK akan memiliki implikasi sosio-politik yang moderat karena perusahaan merupakan salah satu kontraktor milik negara utama yang diamanatkan oleh pemerintah untuk membangun infrastruktur strategis. Namun, tingkat kepentingannya lebih rendah dibandingkan dengan penyedia jasa kebutuhan mendasar dan esensial, seperti makanan atau energi. BUMN lainnya juga tersedia untuk hadir dan menggantikan jasa konstruksi HK, apabila dibutuhkan, dalam jangka waktu menengah hingga panjang, membatasi potensi gangguan pada proyek infrastruktur nasional.

EBITDA net leverage HK menurun menjadi 4,2x pada akhir 2022 (2021: 10,4x) karena EBITDA yang lebih tinggi dan saldo kas yang cukup dari PMN yang besar. “Kami memperkirakan EBITDA net leverage akan tetap rendah pada 2023 berdasarkan ekspektasi kami atas suntikan modal sebesar Rp29 triliun yang akan mempertahankan saldo kas HK yang besar,” katanya.

|Baca juga: Hutama Karya Catatkan Obligasi dan Sukuk senilai Rp1,31 Triliun

Namun, EBITDA net leverage kemungkinan akan memburuk pada 2024 karena HK menggunakan kasnya untuk proyek-proyek konstruksi. Perhitungan leverage Fitch mencakup supply-chain financing (SCF) yang substansial dan utang jangka panjang HK, yang kami klasifikasikan sebagai utang.

Fitch memproyeksikan order book yang stabil dengan kontrak baru sebesar Rp20 triliun-Rp25 triliun pada 2023 dan Rp15 triliun-Rp20 triliun di 2024 (2022: Rp20 triliun). Hal ini akan mengarah pada rasio order book terhadap pendapatan sebesar 1,5x-2,0x pada 2023-2024 (2022: 1,8x). HK menargetkan untuk menyelesaikan tahap pertama konstruksi Trans Sumatera pada 2024. Perusahaan sedang dalam tahap diskusi lanjutan dengan pemerintah mengenai mekanisme pendanaan konstruksi tahap kedua.

Profil keuangan HK yang lemah dilemahkan oleh coverage beban bunganya yang rendah. Kami memproyeksikan EBITDA interest coverage akan tetap rendah pada kisaran 1,0x pada 2023-2024 (2022: 1,4x) berdasarkan asumsi kami atas margin EBITDA sebesar 10%-15% pada 2023-2024 (2022: 17%). Risiko kenaikan suku bunga menambah tekanan pada coverage HK. Hal ini akan diimbangi secara sebagian oleh estimasi kami atas saldo utang yang lebih rendah dalam jangka pendek karena pengurangan utang atas penjualan aset dan suntikan modal.

Arus kas bebas (FCF) kemungkinan akan tetap negatif pada 2023-2024 karena HK menyelesaikan konstruksi tahap pertama dari jalan tol Trans Sumatera. Fitch memproyeksikan bahwa belanja modal akan tetap tinggi pada Rp20 triliun-Rp25 triliun pada 2023 (2022: Rp16 triliun) dan Rp15 triliun-Rp20 triliun pada 2024. FCF negatif HK selama ini telah didanai oleh PMN dan pembiayaan utang. HK menyatakan bahwa belanja modalnya untuk pembangunan jalan tol Trans Sumatera sebagian besar akan bergantung pada PMN yang telah disetujui.

Menurut Fitch, HK memiliki fleksibilitas untuk mengurangi belanja modal apabila terdapat visibilitas yang terbatas atas waktu dan nilai dukungan pemerintah. Perusahaan juga sedang mempertimbangkan beberapa inisiatif penjualan aset, termasuk divestasi ruas jalan tol Medan-Binjai dan Bakauheni-Terbanggi Besar kepada Indonesia Investment Authority. Hasil dari penjualan aset tersebut, apabila terealisasi, akan mengurangi tekanan arus kas. HK sekarang memiliki basis aset yang lebih besar untuk divestasi karena lebih banyak ruas-ruas jalan tol telah mulai beroperasi.

 

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Eko Supriyanto Hadi: Ingin Jadikan Perusahaan Lokal Berkelas Internasional
Next Post Motor Listrik asal Singapura Ion Mobility M1-S

Member Login

or