1
1

Volatilitas Tinggi, Rekomendasi Sektor Pertambangan Logam Diturunkan Jadi Netral

Media Asuransi, JAKARTA – Mirae Sekuritas menurunkan rekomendasi sektor petambangan logam (metal mining) menjadi netral karena volatilitas harga nikel yang tinggi di tahun depan.

Melalui Daily Write Up bertajuk Metal Mining (Downgrade/Neutral) – 2023F outlook: Bumpy road ahead, analis Mirae Sekuritas Juan Harahap meyakini harga komoditas pertambangan logam, terutama nikel, akan tetap relatif fluktuatif dalam jangka pendek karena ketidakpastian makro global masih berlanjut, setidaknya untuk paruh pertama tahun 2023.

“Selain itu, di sektor ini, kami mempertimbangkan beberapa hal, termasuk beberapa hal baru-baru ini. pengembangan proyek hilir nikel Indonesia dan aktivitas ekonomi China baru-baru ini.”

|Baca juga: Potensi Permintaan Menjanjikan, Sektor Pertambangan Logam Dipertahankan Overweight

Juan memperkirakan permintaan nikel yang lebih tinggi di China pada 2023F didukung oleh aktivitas manufaktur yang lebih tinggi dari pemulihan konsumsi baja nirkarat China. Stimulus China berpotensi memberikan pemulihan moderat pada prospek ekonomi sementara ketidakpastian masih ada di tengah dampak pandemi Covid-19 dan gejolak di pasar internasional.

Dari sisi suplai, Juan mengatakan industri nikel Indonesia akan terus tumbuh ke depan mengingat pemerintah menargetkan 30 smelter nikel beroperasi pada 2024 (2020: 19 smelter). Sebagai hasil dari ekspansi yang agresif ini, pemerintah memperkirakan produksi nikel akan mencapai 2,6 juta ton (+12,5% YoY) pada tahun 2022, di mana produk NPI diperkirakan akan meningkat sebesar 25,0% YoY.

Berdasarkan laporan IEA, dia melihat perkembangan industri Electric Vehicle (EV) terus meningkat sepanjang tahun seiring dengan rencana banyak negara untuk segera melarang penjualan mobil berbasis fosil. Katalisator utama pertumbuhan tersebut adalah: 1) komitmen beberapa negara untuk mengurangi emisi karbon; dan 2) ekspektasi tren penurunan harga mobil listrik di masa mendatang.

|Baca juga: Kalah di WTO Soal Nikel, Indonesia Bakal Kehilangan Uang Ratusan Triliun

Secara keseluruhan, Juan berharap pasar nikel global menjadi lebih surplus di 2023F mengingat pertumbuhan kapasitas Nikel Kelas 2 yang kuat di Indonesia. Namun, Juan melihat pasar nikel global dapat berubah menjadi defisit pada 2025F, didorong oleh pertumbuhan permintaan yang kuat dari segmen baterai EV.

Lebih lanjut, Juan menurunkan rekomendasinya menjadi netral pada sektor pertambangan logam Indonesia karena kami memperkirakan volatilitas harga nikel akan tinggi di tahun depan didorong oleh 1) ketidakpastian makro global, dan 2) perkembangan yang solid pada output smelter nikel Indonesia.

“Meskipun permintaan nikel yang diharapkan kuat dari EV dalam jangka panjang, kami yakin pengembangannya masih dalam tahap awal, dan kami melihat permintaan nikel akan lebih didorong dari industri baja tahan karat dalam jangka pendek.”

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Wintermar Offshore Marine (WINS) Akuisisi 2 Unit AHTS
Next Post Tugu Insurance Raih Dua Penghargaan Di Top Financial Institution Awards 2022

Member Login

or