1
1

Wall Street Ambruk, Dolar AS Sentuh Titik Terendah

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Saham-saham Wall Street merosot pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Hal itu terjadi setelah reli sebelumnya yang didukung oleh angka penjualan ritel yang kuat dan laporan inflasi yang lebih dingin akibat investor menantikan pidato dari Ketua Federal Reserve di akhir minggu ini.

Mengutip The Business Times, Rabu, 21 Agustus 2024, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,2 persen menjadi 40.834, sementara indeks S&P 500 yang berbasis luas turun dengan jumlah yang sama menjadi 5.597. Sedangkan indeks Nasdaq Composite yang sarat teknologi turun 0,3 persen menjadi 17.816,94.

|Baca juga: Imbas Regulasi Baru, Maybank Indonesia (BNII) Dikabarkan Bakal Akuisisi JMA Syariah (JMAS)

“Ini adalah beberapa minggu yang penuh gejolak, dan kami mengalami reli yang sangat besar dari posisi terendah. Biasanya, setelah pergerakan seperti itu -dan sudah delapan atau sembilan hari S&P 500 naik- cukup umum untuk mengalami hari konsolidasi yang tenang seperti yang kita lihat hari ini,” kata Kepala Strategi Mill Street Research Sam Burns.

Capai titik terendah

Di sisi lain, dolar Amerika Serikat (US$) mencapai titik terendah baru dalam tujuh bulan pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB). Kondisi itu dengan para pedagang bersiap untuk komentar dari Ketua Fed Jerome Powell yang akan dirilis pada Jumat, yang dapat memberikan petunjuk tentang kecepatan siklus pelonggaran moneter AS.

|Baca juga: Gempa Megathrust Hantui Indonesia, Bos Maipark Bilang Begini Dampaknya ke Industri Asuransi

Sementara itu, krona Swedia turun setelah naik turun dalam perdagangan pagi karena bank sentral memangkas suku bunga dan mengatakan dapat mempercepat pelonggaran kebijakan jika tekanan harga tidak meningkat. Terakhir kali turun 0,33 persen pada 10,27 terhadap dolar setelah mencapai 10,33 di awal sesi beberapa menit setelah pengumuman Riksbank.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang rival, terakhir berada di 101,82 setelah menyentuh level terendah sejak 2 Januari di 101,76 pada awal sesi Eropa. Euro terakhir mencapai US$1,1078 pada Selasa waktu setempat setelah menyentuh US$1,1087, tertinggi sejak 28 Desember pada perdagangan awal.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Sri Mulyani Sumringah Keseimbangan Primer APBN 2023 Surplus, Pertama Kali Sejak 2012
Next Post Bank Jateng Diganjar Peringkat idAA- dengan Prospek Stabil

Member Login

or