1
1

Wall Street Bervariasi, Dolar AS Bertenaga

Ilustrasi | Foto: Pexels

Media Asuransi, GLOBAL – Bursa saham Wall Street mencatatkan kinerja beragam pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Kondisi itu terjadi karena investor mencoba mengabaikan data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan.

Mengutip The Business Times, Selasa, 4 Juni 2024, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,3 persen menjadi 38.571,03. Indeks S&P 500 berbasis luas naik tipis 0,1 persen menjadi 5.283,40. Sedangkan indeks Komposit Nasdaq yang berfokus pada teknologi naik 0,6 persen menjadi 16.828,67.

|Baca: Market Brief: Nasdaq Naik, Dow Jones Merosot di Tengah Reli Saham GameStop

Indeks manufaktur Institute for Supply Management (ISM) mencapai 48,7 persen untuk Mei –menandakan aktivitas manufaktur mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut. Angka tersebut juga berada di bawah ekspektasi pasar.

Namun, Kepala Investasi First National Bank of Omaha Kurt Spieler mengungkapkan, investor tampaknya mengabaikan data ISM seiring berjalannya hari perdagangan. “Tetapi menurut kami, ini merupakan indikasi lain bahwa perekonomian sedang melambat,” ucapnya.

Inflasi AS melambat

Di sisi lain, dolar AS tetap stabil pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Hal itu lantaran investor menyambut gagasan bahwa inflasi AS mungkin sudah cukup melambat sehingga Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada 2024. Sementara euro tenang menjelang perkiraan penurunan suku bunga oleh bank sentral Eropa di minggu ini.

Di antara mata uang emerging market, Rupee India dan Peso Meksiko menguat menyusul hasil exit poll pemilu di kedua negara. Rupee India, mata uang Asia dengan kinerja terbaik tahun ini, terakhir berada di level 83,118 per dolar karena jajak pendapat menunjukkan mandat yang cukup besar dan masa jabatan ketiga yang jarang bagi Perdana Menteri Narendra Modi.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang lainnya, naik 0,1 persen menjadi 104,67. Indeks tersebut turun 1,56 persen di Mei namun naik tiga persen untuk tahun ini. Sedangkan sterling turun 0,2 persen menjadi US$1,2715, sementara euro melemah 0,12 persen menjadi US$1,0834.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Peringkat Bank QNB Indonesia Ditegaskan AAA dengan Outlook Stabil
Next Post Mahasiswa dan Civitas Akademika UI Jadi ‘Target’ Podomoro Golf View

Member Login

or