1
1

Wall Street Bervariasi, Dolar AS Tergelincir

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Saham-saham Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB). Kondisi itu dengan perusahaan-perusahaan industri mengangkat Dow Jones dan kemunduran beberapa nama teknologi terpanas membebani Nasdaq.

Mengutip The Business Times, Selasa, 25 Juni 2024, indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 0,7 persen menjadi 39.411,21. Sedangkan indeks S&P 500 berbasis luas turun 0,3 persen menjadi 5.447,87. Kemudian indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi anjlok 1,1 persen menjadi 17.496,82.

Para analis menggambarkan pasar saham berada dalam mode menunggu dan melihat menjelang peristiwa berita utama minggu ini, termasuk debat Presiden Amerika Serikat (AS) dan data inflasi utama AS.

|Baca juga: Analisis Saham: CUAN, INCO, ISAT, dan MIDI Masuk Rekomendasi Saham Layak Koleksi

“Ada beberapa rotasi alami mengingat betapa besarnya kinerja yang lebih baik antara saham-saham teknologi besar dan momentum kecerdasan buatan dibandingkan dengan pasar yang lebih luas. Ada semacam konsolidasi alami dan rotasi perdagangan yang terjadi di sana,” kata Analis Briefing Patrick O’Hare.

Dekati level tertinggi

Di sisi lain, dolar AS sedikit melemah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), namun tetap mendekati level tertinggi dalam delapan minggu. Sementara yen sempat melonjak karena berada di dekat level 160, yang sebelumnya mendapat peringatan lisan dari otoritas Jepang.

Yen melemah menjadi 159,94 per dolar pada awal perdagangan, terendah sejak 29 April, ketika yen menyentuh level terendah dalam 34 tahun di 160,245, menyebabkan Pemerintah Jepang mengeluarkan sekitar 9,8 triliun yen untuk mendukung mata uang tersebut.

Lonjakan singkat mata uang di pagi hari di Eropa membuat mata uang tersebut diperdagangkan setinggi 158,75 per dolar, dan para analis mencatat pasar berada dalam kegelisahan mengingat level saat ini.

“Tentu saja tidak terlihat seperti intervensi. Namun demikian, hal ini menunjukkan betapa gelisahnya pasar terhadap prospek intervensi,” pungkas Ahli Strategi Penelitian Senior Pepperstone Michael Brown.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Astra Life Lindungi Lebih dari 2,3 Juta Tertanggung
Next Post Tenor Diperpanjang, Pefindo Tegaskan Peringkat Peringkat MTN PTPN I idBBB

Member Login

or