Media Asuransi, GLOBAL – Bursa saham Wall Street turun untuk sesi kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Kondisi itu terjadi menyusul penurunan peringkat dalam laporan pertumbuhan AS karena beberapa saham teknologi besar anjlok.
Mengutip The Business Times, Jumat, 31 Mei 2024, indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 0,9 persen menjadi 38.111. Sedangkan indeks S&P 500 berbasis luas turun 0,6 persen menjadi 5.235,48. Kemudian indeks Komposit Nasdaq yang kaya akan teknologi anjlok 1,1 persen menjadi 16.737,08.
|Baca: CIMB Niaga Tingkatkan Layanan untuk Nasabah di Pekanbaru
Perekonomian terbesar di dunia ini tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 1,3 persen pada periode Januari hingga Maret, kata Departemen Perdagangan, di bawah angka 1,6 persen yang dipublikasikan bulan lalu.
Sementara itu, anggota Dow, Salesforce, anjlok hampir 20 persen karena perusahaan teknologi tersebut menerbitkan hasil yang beragam dan menurunkan beberapa proyeksi setahun penuh. Beberapa perusahaan teknologi besar lainnya mengikuti penurunan Salesforce. Microsoft, induk Google, Alphabet, dan Amazon semuanya turun 1,5 persen atau lebih.
Dolar AS turun
Di sisi lain, dolar AS turun tipis pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Pelemahan terjadi akibat imbal hasil treasury AS stabil, setelah mata uang tersebut naik ke level tertinggi dua minggu pada hari sebelumnya di tengah berkurangnya taruhan pada penurunan suku bunga Federal Reserve.
Indeks yang melacak mata uang AS terhadap mata uang utama lainnya naik ke 105,18 semalam, tertinggi sejak 14 Mei, namun terakhir turun 0,25 persen pada 104,87. Lonjakan dua hari sebesar 15 basis poin di atas 4,6 persen pada imbal hasil treasury jangka panjang membantu mendorong dolar lebih tinggi dengan meningkatkan daya tarik utang AS.
Kenaikan imbal hasil, yang pergerakannya berbanding terbalik dengan harga, didorong oleh serentetan data yang lebih kuat dari perkiraan, komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve, dan serangkaian lelang obligasi yang kurang diterima.
Sedangkan euro naik 0,2 persen menjadi US$1,082 setelah turun 0,5 persen pada Rabu waktu setempat dan menyentuh level terendah dua minggu di US$1,0789 semalam. “Masyarakat saat ini akan mengawasi pasar obligasi untuk melihat apakah ada aksi jual lebih lanjut,” pungkas Kepala Pasar Global ING Chris Turner.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News