Media Asuransi, JAKARTA – Emiten milik Taipan Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mengantongi laba bersih pada 6 bulan pertama 2025 sebesar US$1,6 miliar atau melonjak 3.565% dari periode sama 2024 yang merugi US$46,6 juta.
Chief Financial Officer dan Direktur Chandra Asri Pacific Andre Khor menjelaskan kontributor utama pencapaian profitabilitas perseroan pada semester I/2025 adalah pencatatan keuntungan dari pembelian dengan harga rendah (bargain purchase accounting) atau negative goodwill yang berasal dari akuisisi Aster Chemicals and Energy Pte. Ltd. (Aster) dari Shell pada 1 April 2025.
|Baca juga: Obligasi senilai Rp357 Miliar Milik Chandra Asri (TPIA) Bakal Jatuh Tempo Bulan Depan
“Hal ini mencerminkan nilai tambah yang luar biasa dari aksi korporasi kami baru-baru ini, yang tidak hanya mendorong kinerja kami tetapi juga memperkuat struktur neraca keuangan,” jelasnya dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 1 Agustus 2025.
Dia menjelaskan akuisisi ini merupakan langkah besar dalam memperluas kehadiran regional Chandra Asri Group di sektor kimia, energi, dan infrastruktur, serta memberikan manfaat sinergi bagi Indonesia—mulai dari integrasi industri hingga peningkatan daya saing. “Ini bukti dari efektivitas strategi konsolidasi kami yang memperkuat fondasi pertumbuhan di masa depan.”
|Baca juga: Chandra Asri Group Ciptakan Lapangan Kerja Baru Lewat Layanan Shared Service Center
Pada 9 Juli 2025, TPIA juga sukses melaksanakan Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO) lini bisnis infrastrukturnya, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA). CDIA mencetak rekor baru di Bursa Efek Indonesia, dengan oversubscription IPO sebesar 15 kali dari target awal Rp2,37 triliun, menerima lebih dari 430.000 pesanan dari sekitar 400 ribu investor. Capaian ini setara dengan rekor luar biasa sebesar 564 kali pada sistem e-pooling investor ritel.
Dari sisi pendapatan, TPIA sepanjang semester I/2025 membukukan pendapatan bersih sebesar US$2,93 miliar atau meningkat 237% dibandingkan dengan kinerja periode sama 2024 yang hanya US$866,5 juta.
Lini bisnis kilang menyumbang pendapatan sebesar US$1,07 miliar, sedangkan lini bisnis kimia dan infrastruktur masing-masing menyumbang pendapatan US$1,79 miliar dan US$62,9 juta.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News