1
1

Yuk Bijak Menyikapi Fenomena Sell in May and Go Away di Tengah Gejolak Pasar Global

Ilustrasi. | Foto: Unsplash

Media Asuransi, JAKARTASell in May and Go Away adalah ungkapan yang beredar di kalangan pelaku pasar modal, terutama di belahan dunia Barat. Sebutan ini adalah strategi yang secara esensial menyarankan para investor melepas kepemilikan aset saham mereka menjelang Mei dan baru kembali mengakumulasinya setelah melewati periode Oktober, biasanya di November.

Asal usul istilah Sell in May and Go Away berasal dari pepatah kuno Inggris, Sell in May and go away, and come back on St Leger’s Day yang populer di kalangan pedagang, bangsawan, dan bankir London yang memiliki tradisi meninggalkan kota selama musim panas dan baru kembali pada September untuk menghadiri acara pacuan kuda bergengsi, St Leger’s Day, di Doncaster, South Yorkshire.

|Baca juga: 6 Tips Bijak Berinvestasi di Reksa Dana Pasar Uang saat Market Volatile

|Baca juga: SNLIK 2025, Indeks Literasi Perasuransian 45,45% dan Indeks Inklusi Perasuransian 28,50%

Awal mulanya keyakinan ini bersemi dari pengamatan historis yang menunjukkan adanya kecenderungan kinerja pasar saham yang relatif lebih lesu selama periode enam bulan yang membentang dari Mei hingga Oktober. Secara tradisional, periode ini dianggap kurang menggairahkan dari paruh waktu lainnya dalam setahun, yakni antara November dan April.

Head of IPOT Fund Dody Mardiansyah mengungkapkan lanskap pasar global saat ini menampilkan karakteristik yang jauh berbeda. Saat ini, ia menyebutkan, pasar modal sedang berlayar di tengah samudra volatilitas yang tinggi, atau sebuah kondisi yang dipicu oleh serangkaian faktor kompleks dan saling terkait.

“Ketidakpastian ekonomi global yang meliputi perlambatan pertumbuhan di berbagai negara dan ancaman resesi, kebijakan moneter yang dinamis dari bank-bank sentral di seluruh dunia, serta tensi geopolitik yang terus membara, semuanya berkontribusi pada kegelisahan pasar,” ungkapnya, dilansir dari keterangan tertulisnya, Senin, 12 Mei 2025.

|Baca juga: Mau Gaji Sesuai Harapan? Begini Cara Negosiasinya!

|Baca juga: Apakah Perempuan Lebih Rawan Kecelakaan? Simak Fakta Berikut!

Menyikapi hal ini, Dody melanjutkan, diperlukan pendekatan yang jauh lebih hati-hati dan tidak bisa diterapkan secara dogmatis. Ia menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menginterpretasikan dan mengaplikasikan strategi ini.

“Meskipun catatan historis memang menunjukkan adanya pola musiman tertentu di beberapa pasar, namun investor tidak boleh serta-merta mengambil keputusan investasi hanya berdasarkan istilah Sell in May,” ujarnya.

Kondisi pasar yang sangat volatil saat ini menuntut analisis yang lebih mendalam dan responsif terhadap perubahan yang terjadi. Ia menyarankan manajemen risiko yang disiplin juga menjadi pertimbangan penting dalam kondisi pasar yang volatile.

Diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko dan alokasi aset yang sesuai dengan profil risiko masing-masing investor bisa menjadi langkah yang perlu diperhatikan. Selain itu, istilah Sell in May and Go Away dapat bervariasi antarpasar.

|Baca juga: Cetak Rekor Baru, Penonton Cinema XXI pada April 2025 Tembus 14 Juta

|Baca juga: Aon Catat Laba Bersih Tergerus 10% hingga Akhir Maret 2025

Karakteristik dan dinamika pasar saham Indonesia mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan pola historis yang terjadi di pasar negara-negara maju. Oleh karena itu, analisis spesifik terhadap data dan tren pasar lokal sangat diperlukan untuk menentukan relevansi strategi ini.

“Keputusan investasi yang ideal bisa difokuskan dengan tujuan keuangan pribadi, profil risiko pribadi, pemahaman mendalam baik mengenai pasar maupun mengenai keputusan yang akan ditentukan. Mengandalkan adagium pasar semata tanpa mempertimbangkan konteks dan kondisi pasar terkini dapat berpotensi merugikan,” pungkas Dody.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Jadwal Operasional BCA Selama Libur dan Cuti Bersama Hari Raya Waisak 2025
Museum dan Kampung Seni Borobudur Kabupaten Magelang
Next Post 6 Destinasi Wisata di Magelang Selain Borobudur

Member Login

or