Media Asuransi, JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, menanggapi rumor mengenai Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang keluar ruangan saat Presiden RI Prabowo Subianto berpidato dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 Developing Eight (D-8) di Kairo, Mesir.
Sukamta menilai hal tersebut wajar dalam forum internasional. “Dalam konferensi internasional, keluar-masuk ruangan itu hal biasa. Biasanya, peserta menghadiri pertemuan paralel seperti pertemuan bilateral,” ujar Sukamta, dikutip dari laman resmi DPR, Jumat, 27 Desember 2024.
|Baca juga: Presiden Prabowo Subianto Bahas Kerja Sama dengan PM Pakistan di Mesir
Kementerian Luar Negeri sebelumnya juga menjelaskan bahwa keluarnya Erdogan tidak terkait masalah politik, melainkan karena agenda pertemuan paralel. Presiden Prabowo pun disebut berkesempatan bertemu semua ketua delegasi, termasuk Erdogan.
Sukamta menegaskan hubungan antara Indonesia dan Turki, termasuk antara Prabowo dan Erdogan, sangat baik dan erat. Dia juga mendukung pidato Prabowo yang menyerukan persatuan negara-negara Muslim, mengingat populasi Muslim mencapai dua miliar jiwa atau 25 persen penduduk dunia.
|Baca juga: Prabowo dan Sekjen PBB Bahas Isu Global di KTT G20 Rio de Janeiro
“Pesan Presiden Prabowo tentang persatuan sangat relevan menghadapi tantangan global, termasuk strategi ‘divide et impera’,” tambah Sukamta.
Dalam KTT tersebut, Prabowo menyoroti pentingnya kerja sama antarnegara Muslim dan kritik terhadap kurangnya penghormatan terhadap resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya terkait Palestina, Lebanon, dan Suriah.
Sukamta juga menyoroti konflik berkepanjangan di Suriah yang telah menyebabkan lebih dari 500.000 korban jiwa dan jutaan pengungsi. Dia mendorong peran aktif Indonesia dalam bantuan kemanusiaan serta kerja sama bilateral di bidang pendidikan, kesehatan, dan perdagangan untuk mendukung rekonstruksi Suriah.
“Indonesia harus menunjukkan solidaritas melalui bantuan logistik dan layanan kesehatan yang terkoordinasi, baik di dalam negeri maupun melalui kerja sama internasional,” katanya.
Selain itu, Sukamta mendorong kerja sama ekonomi dan transfer teknologi antarnegara D-8 untuk meningkatkan kemandirian negara-negara Muslim. Dia berharap KTT D-8 menjadi momentum bagi Indonesia untuk terus memperjuangkan keadilan, perdamaian, dan kemakmuran dunia Islam.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News