1
1

DEFA Andalan ASEAN Wujudkan Epicentrum of Growth

Asean Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM). | Foto: voi.id

Media Asuransi, JAKARTA – Digital Economy Framework Agreement (DEFA) adalah salah satu andalan yang diusung keketuaan Indonesia untuk mewujudkan visi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto, usai Penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis kemarin.

“Ini adalah masterplan yang dibuat di kepemimpinan Indonesia. Digital Economy Framework Agreement itu mencakup sebuah perjanjian yang sangat dalam mengenai digitalisasi, termasuk digital talent, kemudian digital ID, cyber security, retraining, reskilling, infrastructure, interoperability di ASEAN,” ujar Airlangga dikutip dari laman Setkab.

Dengan DEFA, menurut Menko Perekonomian, ekonomi digital di ASEAN diperkirakan dapat meningkat dua kali lipat pada tahun 2030. “Kalau tanpa ini (DEFA), ekonomi digital di ASEAN diperkirakan tahun 2030 adalah US$1 triliun, nah ini bisa meningkat menjadi US$2 triliun. Target perjanjian ini diharapkan akan diselesaikan di tahun 2025 dan drafting-nya sudah disiapkan dan Thailand bertugas untuk mengikuti ini sampai 2025,” kata Airlangga.

|Baca juga: ASEAN Buru Peluang Bisnis di AIPF Startup Connect

Pencapaian lain di bidang ekonomi adalah mewujudkan ekosistem kendaraan listrik. Airlangga menyebutkan, ASEAN Leaders Declaration on the Developing Electric Vehicle Ecosystem menjadi pencapaian penting dalam Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023. Sementara itu terkait ketahanan energi, Menko Perekonomian mengatakan, capaiannya adalah peningkatan kerja sama di bidang energi. “Salah satu yang juga dijadikan leaders declaration adalah interkonektivitas daripada energi di dalamnya memperkuat Trans-ASEAN Power Grid,” ujarnya.

Dalam KTT ke-43 ASEAN, para pemimpin juga menyepakati untuk mendorong implementasi Chiang Mai Initiatives dan Local Currency Transaction (LCT). “Kita punya Chiang Mai Initiative (CMI) sekarang ada US$240 billion melalui ADB. Ini akan diperbaiki mekanismenya, karena mekanismenya lebih tidak sederhana dibandingkan IMF. Jadi, itu menjadi PR ke depan,” pungkas Airlangga.

Pencapaian selanjutnya adalah melalui ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF). Unggulan lain dari Ketuaan Indonesia ini menghasilkan capaian konkret yang berisi 93 proyek dengan nilai sekitar US$38,2 miliar. Secara lebih rinci, terdapat 81 proyek dengan nilai US$34,53 miliar pada subtema infrastruktur hijau dan resilient supply chain, 4 proyek dengan nilai US$736,36 juta pada subtema pembiayaan berkelanjutan dan inovatif, dan 8 proyek dengan nilai US$2,94 miliar pada transformasi digital inklusif.

Terkait dengan ketahanan pangan, pencapaian ASEAN di bawah keketuaan Indonesia menghasilkan ASEAN Leaders Declaration on Strengthening Food Security and Nutrition in Time of Crises. Negara-negara ASEAN dan mitra sepakat bahwa ketahanan pangan di ASEAN penting untuk mitigasi terhadap bencana alam serta perubahan iklim yang saat ini sedang terjadi.

 

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Investasi: Pilih Reksa Dana atau SBN
Next Post Menperin Teken MoU Bidang Industri dengan Pemerintah China dan Korea Selatan

Member Login

or