Media Asuransi, JAKARTA – Mantan pemain bola basket NBA, Michael Jordan, mengaku kesulitan menjual rumahnya sendiri. Selama 10 tahun, legenda bola basket itu berjuang agar properti mewahnya laku.
Dibangun di atas tanah seluas 5.000 meter persegi pada 1995, rumah itu berada di Highland Park, sebuah kota di Negara Bagian Illinois, sekitar 40 km dari Chicago. Michael Jordan menghuni rumah itu sampai akhir 1990-an ketika dia berhasil membawa Chicago Bulls menjuarai tiga gelar juara National Basketball Association (NBA) sekaligus menumpuk kekayaan dalam wujud upah dan iklan.
Baca juga: Ini Dia Top 5 Reksa Dana Return Tertinggi Ytd 19 Agustus 2022
Memiliki 9 kamar tidur dan 19 kamar mandi, rumah tersebut dilengkapi berbagai fasilitas mewah yang mencakup bioskop, gym, lapangan tenis, dan lapangan bola basket dalam ruangan, sampai tempat khusus untuk menyimpan cerutu. Di gerbang masuk, terdapat ukiran angka 23 besar, yang merupakan nomor jersey-nya.
Semenjak pensiun pada 2003, Jordan kini tinggal di kediaman lainnya di sebuah kota di Negara Bagian Florida. Karena alasan itu, ia ingin menjual rumahnya di Highland Park.
Saat pertama kali diiklankan pada 2012, Jordan menawarkan rumah mewahnya dengan harga awal US$29 juta atau hampir Rp430 miliar. Sayangnya, Jordan kesulitan menjual rumah mewah tersebut, meskipun berbagai strategi penjualan sudah diterapkan untuk menambah daya tarik. Misalnya, sang pembeli akan mendapatkan sepasang sepatu Air Jordan ukuran mereka dalam semua edisi! Tapi hingga saat ini rumah itu belum mendapatkan pemilik baru.
Baca juga: Kinerja Reksa Dana Saham Diperkirakan Masih Dalam Tren Bullish
Karena tak juga laku, Jordan banting harga rumahnya menjadi “hanya” US$14,9 juta atau Rp220,8 miliar.
Rumah Michael Jordan mungkin menjadi impian tempat tinggal para pecinta olahraga (berkantong tebal). Tetapi rumah ini dinilai memiliki ‘kekurangan’ karena tidak berada di area tempat para selebriti tinggal seperti Beverly Hills.
“Ketika Anda memiliki properti yang spesifik dan sangat customized, akan jadi perjuangan berat (untuk menjualnya),” kata pendiri startup properti mewah Mercer Vine Los Angeles, Adam Rosenfeld. Aha
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News