Media Asuransi – Setelah menguat sebesar 2,10% pada perdagangan awal tahun 2021, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari kedua tahun 2021 diperkirakan berpotensi menguat terbatas dengan menguji level 6.144.
Head of Research Equity Technical Analyst PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Lanjar Nafi mengatakan, secara teknikal IHSG berpotensi melanjutkan penguatan setelah berhasil rebound tepat di level support MA20.
Dia menjelaskan, indikator stochastic dan MACD masih memberikan signal konsolidasi sehingga penguatan akan cenderung berat.
“Sehingga kami perkirakan IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support resistance 6.044-6.144 dengan saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; ACES, ADHI, ADRO, AKRA, ASRI, BBNI, BBTN, BDMN, BMRI, BRPT, DOID, JPFA, MAIN, dan MAPI,” katanya melalui riset harian yang dikutip Media Asuransi, Selasa 5 Januari 2021.
4 Saham Menu Trading di Awal 2021
Mengawali awal tahun 2021, IHSG (+2,10%) ditutup menguat 125,82 poin ke level 6.104,90 dengan saham-saham di sektor pertambangan (+3,95%), Pertanian (+3,90%), dan Infrastruktur (+3,63%) naik signifikan lebih dari 3 persen menjadi pendorong optimisme IHSG yang sempat terpuruk di sesi pertama.
Lanjar menjelaskan, saham produsen nikel kembali bergairah mengiringi optimisme investor mengenai prospek Indonesia Battery Holding di tahun 2021. Saham ANTM (13,18%) dan INCO (+7,84%) naik signifikan. Di sisi lain, harga CPO di Malaysia naik signifikan 3,17% menjadi motor pergerakan saham-saham produsen CPO di Indonesia. Mergernya Indosat dengan Tri menjadi faktor utama penguatan saham ISAT (+14,85%) yang mendorong indeks sektor infrastruktur.
Lebih lanjur, Lanjar menuturkan, kenaikan Indeks PMI Manufaktur Indonesia di bulan Desember memberikan indikasi ekspansi bisnis mengiringi naiknya tingkat inflasi menjadi pendorong optimisme investor menyambut tahun pemulihan ekonomi Indonesia. “Investor asing tercatat net buy Rp349,63 miliar dengan saham BBCA, TLKM, BBNI, ASII, dan ANTM menjadi top net buy value investor asing.”
Sementara itu, mayoritas indeks saham di Asia ditutup kembali bervariasi dengan pelemahan terjadi pada indeks acuan Jepang seperti Nikkei (-0,68%) dan TOPIX (-0,56%), sedangkan penguatan terjadi pada indeks Hang Seng (+0,94%) dan CSI300 (+1,08%) naik. Indeks PMI Manufaktur di Tiongkok yang rilis lebih rendah tidak menjadi halangan penguatan ekuitas di sana.
Adapun, Bursa Eropa ditutup mayoritas menguat. Indeks Eurostoxx (+1,54%), FTSE (+2,87%) dan DAX (+1,27%) naik lebih dari sepersen. Perusahaan tambang dan energi menguat karena komoditas mendapat dorongan dari pelemahan US$ yang terlemah sejak 2018. “Selanjutnya investor akan menanti Para menteri energi aliansi OPEC + mengadakan pertemuan virtual bulanan mereka pada Senin untuk memutuskan apakah akan menambahkan sebanyak 500.000 barel per hari ke produksi,” tutur Lanjar. ACA
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News