1
1

3 Katalis Ini Bakal Pengaruhi Pergerakan IHSG Pekan Ini 

Seorang investor sedang memperhatikan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini diperkirakan akan dipengaruhi oleh katalis dari rilis data neraca perdagangan Indonesia dan rilis inflasi di kawasan Eropa, dan momentum pertumbuhan ekonomi di negara maju.

Dalam analisisi per tanggal 12 Mei 2023, analisis disusun oleh Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih menjelaskan IHSG dalam sepekan (8-12 Mei 2023) mengalami koreksi -1,17%. Pergerakan IHSG yang terkontraksi dalam sepekan dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Inflasi tahunan Amerika Serikat (AS) pada April 2023 hanya mengalami sedikit penurunan di level 4,9% YoY, dari pada bulan sebelumnya sebesar 5% YoY.

|Baca juga: Ramaikan Lantai Bursa, 42 Calon Emiten Ini Siap IPO

Angka inflasi yang turun tidak terlalu signifikan tercermin dari data tenaga kerja AS pada periode April 2023. Non farm payroll kembali meningkat sebesar 253 ribu, naik dari bulan sebelumnya sebesar 165 ribu. Adapun unemployment rate juga masih solid di level 3,4%, lebih rendah dari posisi Maret sebesar 3,5%. Angka inflasi yang cenderung masih tinggi berpotensi memberikan sinyal kenaikan suku bunga yang belum berakhir oleh The Fed, dimana proyeksinya suku bunga saat ini di level 5%-5,25% seharusnya berpotensi menjadi terminal rate di tahun 2023.

Sementara itu, negara mitra dagang terbesar Indonesia lainnya, yaitu China belum terlihat pulih sepenuhnya. Pasalnya angka inflasi kembali tumbuh lebih lambat dibandingkan periode sebelumnya. Inflasi tahunan pada April 2023 di level 0,1% YoY, sedangkan pada bulan sebelumnya sebesar 0,7% YoY, sekaligus masih dibawah target Bank Sentral China (PBoC) sebesar 3%. Performa tersebut menggambarkan konsumsi domestik masih lemah, sehingga perlu dilakukan kebijakan sebagai booster perekonomian China.

Rilis data ekonomi global menandakan momentum pelemahan ekonomi. Hal tersebut dapat mempengaruhi sektor industri barang baku dan energi. Permintaan global yang turun akan menurunkan permintaan komoditas, sehingga harganya ikut melandai. Kondisi ini juga tercermin dalam performa indeks sektoral, yaitu sektor barang baku dan energi masing masing terkoreksi -3,85% dan -1,82% secara mingguan (8-12 Mei 2023).

|Baca juga: MARKET REVIEW: Asing Net Sell Bikin IHSG Negatif

Berlawan dengan kondisi ekonomi global, perekonomian domestik memperlihatkan momentum yang positif, dimana kokohnya konsumsi domestik menjadi penopang ditengah ekspor yang cenderung melandai. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada April 2023 tercatat di level 126,1 poin, lebih tinggi dari IKK pada bulan sebelumnya sebesar 123,3 poin.

Tingginya optimisme konsumen sejalan dengan inflasi yang terkendali. Pada April 2023, inflasi tahunan berada di level 4,33% YoY lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 4,97% YoY. Adapun secara historis, IKK cenderung menguat saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri. Kondisi tersebut membawa katalis positif untuk indeks sektor non primer, dimana dalam sepekan terapresiasi +3,73%.

Katalis pergerakan IHSG minggu depan, yaitu rilis data neraca perdagangan Indonesia yang diproyeksikan melambat seiring dengan turunnya permintaan ekspor. Selain itu, secara global rilis inflasi di kawasan eropa menggambarkan arah kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) dan momentum pertumbuhan ekonomi di negara maju. “Pergerakan IHSG pekan depan diproyeksikan bergerak mixed dengan support 6.680 dan resistance 6.825.”

Berikut trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal untuk 15/05/23:

(Buy) BBTN di area Rp1.325 dengan target harga pada resistance di level Rp1.400 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.255.

(Buy) MYOR di area Rp2.810 dengan target harga pada resistance di level Rp2.950 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp2.700.

(Buy) ERAA di area Rp496 dengan target harga pada resistance di level Rp540 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp470.

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Presiden: Sensus Pertanian 2023 untuk Akurasi Kebijakan
Next Post Impor April Turun 22,32 Persen Yoy

Member Login

or