1
1

3 Peluang dan Tantangan Bisnis Asuransi di Era Digital

Asian young woman virtual happy hour meeting and talking online together with her mother in video conference with digital tablet for a online meeting in video call for social distancing.

Media Asuransi – Perkembangan tren digital membuat bisnis asuransi kian terdisrupsi. Adopsi teknologi dan penyesuaian produk dan pemasaran mutlak menjadi kunci agar perusahaan asuransi dapat bertahan.

Tommy Martin, Co Founder/ COO Qoala mengungkapkan, ada tiga hal utama yang menjadi peluang dan tantangan bagi bisnis asuransi dalam mengembangkan bisnis digital.

“Pertama adalah digital ecosystem, kedua digital savvy behaviour dan ketiga yakni data availability,” ungkapnya dalam AAUI Webinar Insuretech, Indonesia Digital Insurance 2021 and Beyond Exploring New Horizon Through Innovation,” Selasa, 29 Juni 2021.

Baca juga: Sebelum Beli, Kenali Klausul-klausul yang Ada dalam Polis Asuransi Jiwa

Untuk digital ecosystem, peluang yang dapat ditangkap adalah akses untuk meningkatkan pemahaman tentang manfaat asuransi secara masif dan cepat. Sementara untuk tantangannya adalah kapabilitas teknologi dan kecepatan perusahaan asuransi dalam mengembangkan ekosistem digitalnya.

“Belum lagi bagaimana kemampuan backend dalam memproses data dalam jumlah besar, namun value-nya kecil,” tutur Tommy.

Sementara itu, merebaknya tren digital savvy behaviour dapat memberikan peluang bagi perusahaan asuransi untuk memperkenalkan produk mereka lebih mudah dan cepat. Namun, di sisi lain kecepatan perusahaan dalam mengembangkan produk dengan premi yang terjangkau juga menjadi tantangan tersendiri.

Selanjutnya, dari sisi data availability penggunaan teknologi akan membuat pengolahan data untuk mendukung penciptaan produk baru menjadi lebih cepat dan sesuai ekspektasi pasar. Meskipun, belum semua perusahaan asuransi memiliki kemampuan teknologi dan pengolahan data yang cepat dan digitalize.

Andri Agustinus, Director Solution Architect, APAC menambahkan, transformasi digital merupakan suatu keharusan bagi perusahaan asuransi. Berkaca dari berbagai contoh kasus di negara lain, semua proses bisnis yang dilakukan oleh perusahaan asuransi kini sudah sepenuhnya digital.

Baca juga: Perusahaan Besar Eropa Bidik Pasar ASEAN, Indonesia Jadi Target

“Perusahaan asuransi di Indonesia pun sudah harus melangkah ke arah sana. Bukan hanya dalam hal pemasaran, tetapi juga proses bisnis hingga pembuatan produk,” ujar Andri dalam acara yang sama.

Seperti kita ketahui, belakangan di negara kita mulai banyak perusahaan asuransi digital atau biasa yang dikenal dengan nama insurance technology (Insuretech) yang semakin memudahkan masyarakat dalam memperoleh akses ke produk asuransi.

Dengan adanya pandemi Covid-19, eksistensi Insuretech menjadi semakin diterima dan berkembang pesat. Hugh Terry, CEO and Founder The Digital Insurer menegaskan, tren produk keuangan termasuk asuransi kini ekosistemnya sudah mengarah ke digital.

Walaupun pasar asuransi konvensional tidak akan hilang sepenuhnya, keberadaan Insuretech akan semakin mendapat tempat karena kemudahan, kecepatan dan biayanya yang yang lebih terjangkau.

Berdasarkan penelitian DSResearch terkait insurtech sebelumnya, asuransi digital di Indonesia memang tak jauh dari lanskap tren insuretech global, yakni masih dominan didukung oleh pemain asuransi tradisional.

Kebanyakan memulai bisnis sebagai broker atau agen online dari perusahaan asuransi tradisional. Oleh sebab itu, berdasarkan pola ini, biasanya optimalisasi teknologi akan dikembangkan setelah pemain mendapatkan lisensi pialang. Aha

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Sebelum Beli, Kenali Klausul-klausul yang Ada dalam Polis Asuransi Jiwa
Next Post Ingin Jadi Investor? Kenali Jenis-Jenis Investasi Ini

Member Login

or