1
1

4 Surat Utang Milik Sampoerna Agro (SGRO) Segera Jatuh Tempo

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) dan anak perusahaannya bergerak dalam bidang produksi produk minyak sawit, produk non-sawit. | Foto: sampoernaagro.com

Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat 4 seri surat utang yang diterbitkan PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) akan jatuh tempo pada Maret 2025.

Keempat surat utang itu adalah Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2020 Seri B senilai Rp91,5 miliar (peringkat idA, jatuh tempo 3 Maret 2025). Lalu, Obligasi Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2022 Seri A senilai Rp75 miliar (peringkat idA, jatuh tempo 2 Maret 2025).

|Baca juga: Peringkat Sampoerna Agro (SGRO) Ditegaskan idA Outlook Stabil

Selanjutnya Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2020 Seri B senilai Rp125 miliar (peringkat idA(sy), jatuh tempo 3 Maret 2025). Dan terakhir, Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2022 Seri A senilai Rp75 miliar (peringkat idA(sy), jatuh tempo 2 Maret 2025).

“Perusahaan berencana untuk melunasi surat utang yang akan jatuh tempo tersebut menggunakan dana internal karena perusahaan telah mencadangkan dana sebesar Rp366,5 miliar pada kasnya untuk pelunasan utang,” tulis Pefindo dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 29 November 2024.

|Baca juga: HM Sampoerna (HMSP) Resmikan Pabrik Produk Tembakau Bebas Asap

Pada 30 September 2024, SGRO memiliki kas dan setara kas senilai Rp422 miliar. Didirikan pada tahun 1993, SGRO bergerak dalam bisnis perkebunan kelapa sawit, dengan total area perkebunan seluas 132.000 hektare (ha) per posisi 30 September 2024. Area ini terdiri dari 82 ribu ha kebun inti dan 50.000 ha kebun plasma yang berlokasi di Sumatra dan Kalimantan.

Kegiatan bisnis perusahaan meliputi menanam dan memanen pohon kelapa sawit hingga produksi CPO dan inti sawit. Fasilitas produksi Perusahaan terdiri dari delapan pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas 515 ton tandan buah segar (TBS)/jam. Per 30 September 2024, pemegang saham Perusahaan adalah Twinwood Family Holdings SFO Limited (69,68%) dan publik (30,32%).

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Brief: Wall Street Libur Sambut Tradisi Tahunan Thanksgiving
Next Post Keanggotaan Indonesia di OECD Diyakini Mendukung Visi Indonesia Emas 2045

Member Login

or